
Pantau.com - Dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Profesor Titik Taufikurohmah menciptakan kosmetik dari teknologi nanogold guna mengurangi konsumsi masyarakat terhadap kosmetik bermerkuri.
"Penggunaan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya tidak konsisten dalam pemakaian bisa menimbulkan wajah kusam, jerawat, flek hitam, itulah efek dari kosmetik mengandung merkuri," kata Titik di Surabaya, Selasa (24/7/2018).
Latar belakang dirinya menciptakan kosmetik itu karena banyaknya peredaran kosmetik mengandung bahan berbahaya, yakni hidrokuinon dan merkuri.
Baca juga: Girls, Ternyata Menstruasi Berlebihan Bahaya untuk Kesehatan Loh..
Dia menjelaskan tentang bahaya yang akan didapat pengguna akan berimbas pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan aborsi.
Untuk orang hamil dan menyusui, katanya, penggunaan seperti itu harus dihentikan.
"Produk nanogold merupakan solusi bagi masyarakat yang pernah menjadi korban pemakaian kosmetik mengandung bahan berbahaya," katanya.
Selain itu, teknologi nanogold untuk mengaplikasikan budaya leluhur, yaitu susuk emas. Dari situ, Titik mengaku ingin tahu dari segi ilmiah mengenai susuk emas.
Dia menjelaskan saat penelitian doktoralnya, emas dalam bentuk susuk masuk dalam jaringan kulit akan terlibrasi atau terbebaskan menjadi partikel kecil yang isinya kumpulan atom emas antara 1-106. Unsur itulah yang beraktivitas.
"Sehingga benar susuk emas itu membuat orang sehat. Teknologi dari susuk emas, ada teknologi nano material ini bisa saya wujudkan di lab sehingga tak perlu lagi menusukkan jarum emas ke dalam kulit atau jaringan. Material nano tinggal dimasukkan di obat kosmetik," ujarnya.
Teknologi nanogold, lanjut Titik, hingga saat ini belum ada dampak negatifnya. Emas yang ada dalam tubuh akan mudah menjadi AU plus 1.
Ia menjelaskan AU plus 1 itulah yang sesungguhnya berinteraksi dengan enzim menjadi co-enzim di dalam berbagai reaksi metabolisme tubuh, terutama untuk penyakit rematik arteritis itu AU plus 1 langsung menggandeng racun sianida hasil metebolisme dari rematik arteritis.
Baca juga: Operasi Plastik Daya Tarik Korea Selatan Bagi Warga Indonesia
Dia mengungkapkan sempat mendapatkan kendala, yakni penerimaan masyarakat pada awal penciptaan kosmetik itu.
"Masyarakat ingin cantik dengan instan, kita menyadarkan agar tidak memakai material berbahaya," ucapnya.
- Penulis :
- Rifeni