Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Efek Suara Positif AS-China, Harga Minyak Dunia Dibuka Cerah

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Efek Suara Positif AS-China, Harga Minyak Dunia Dibuka Cerah

Pantau.com - Harga minyak mulai pekan ini dibuka dengan catatan yang lebih cerah pada Senin (25/11/2019) pagi, membukukan kenaikan awal. Sebab suara-suara positif dari Washington selama akhir pekan menyalakan kembali optimisme di pasar global.

Artinya, Amerika Serikat (AS) dan China dapat segera menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang perdagangan mereka. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 10 sen atau 0,17 persen menjadi 57,87 dolar AS per barel di perdagangan Asia pada pukul 02.20 GMT (09.20 WIB), setelah mengakhiri pekan lalu sedikit berubah menyusul naik turunnya proses pembicaraan perdagangan.

Harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan di 63,46 dolar AS naik 7 sen, atau 0,11 persen, patokan internasional ini juga berakhir sedikit berubah minggu lalu.

"Ini masih semua tentang pembicaraan perdagangan. Tampaknya akan mendominasi aksi pasar saat ini," kata Kepala Strategi Pasar CMC Markets Michael McCarthy.

Baca juga: Kapal Tanker Iran Meledak, Harga Minyak Dunia Naik Tajam

Harga pembukaan Senin yang lebih tinggi datang setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien mengatakan pada Sabtu 23 November 2019 bahwa perjanjian perdagangan awal dengan China masih mungkin dilakukan pada akhir tahun.

Ini terjadi sehari setelah Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyatakan keinginan untuk menandatangani kesepakatan perdagangan awal dan meredakan perang tarif 16 bulan yang telah menurunkan pertumbuhan global.

Meskipun Trump juga belum memutuskan apakah dia ingin menyelesaikannya kesepakatan, sementara Xi mengatakan dia tidak akan takut untuk membalas bila perlu. Di CMC Markets, McCarthy mencatat bahwa langkah China untuk melindungi kekayaan intelektual juga memberikan suasana yang mendukung untuk pembicaraan perdagangan.

"Ini adalah langkah besar ke depan untuk negosiasi perdagangan potensial jika mereka diadopsi sebagai kebijakan resmi," kata McCarthy.

Baca juga: Fed 'Galau' Pangkas Suku Bunga di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia

Namun, masih ada kekhawatiran bahwa peristiwa-peristiwa di Hong Kong, yang terbelah oleh kerusuhan anti-pemerintah selama berbulan-bulan, dapat membayangi kemajuan pembicaraan perdagangan.

Penasihat Keamanan Nasional AS O'Brien memperingatkan pada Sabtu 23 November 2019 bahwa Washington tidak akan menutup mata terhadap apa yang terjadi di Hong Kong, di mana para demonstran tetap marah pada apa yang mereka lihat sebagai ikut campur Beijing.

Maklum saja, dalam kebebasan yang dijanjikan kepada bekas jajahan Inggris setelah dikembalikan ke China lebih dari 20 tahun yang lalu. Selama akhir pekan kubu pro demokrasi di kota itu memenangkan mayoritas besar dalam pemilihan dewan distrik Hong Kong.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta