Pantau.com - Pengadilan Korea Selatan memenjarakan seorang wanita karena secara diam-diam memotret model laki-laki telanjang. Kasus tersebut telah memicu tuduhan seksisme dan standar ganda.
Mengutip The Guardian, Senin (13/8/2018), wanita berusia 25 tahun, yang diidentifikasi dengan nama belakangnya Ahn, dijatuhi hukuman 10 bulan penjara oleh pengadilan distrik barat Seoul. Ia juga diperintahkan untuk menjalani 40 jam konseling tentang kekerasan seksual.
Korea Selatan berada di tengah-tengah epidemi pornografi spycam, di mana korban secara rahasia difilmkan di tempat-tempat seperti toilet dan ruang ganti. Serangkaian protes bulanan di Seoul telah menarik puluhan ribu orang.
Jumlah kejahatan spycam dilaporkan ke polisi melonjak dari sekitar 1.100 pada tahun 2010 menjadi lebih dari 6.500 tahun lalu. Diperkirakan banyak kejahatan tidak dilaporkan.
Baca juga: Viral! Serangan Kuda Nil Tewaskan Seorang Turis di Kenya, 1 Selamat
Dari 16.201 orang yang ditangkap antara 2012 dan 2017 karena membuat rekaman ilegal, 98 persen adalah laki-laki, termasuk guru sekolah, profesor perguruan tinggi, pendeta gereja dan polisi. Dari 26.000 korban yang tercatat selama periode itu, 84 persen adalah perempuan.
Ahn, juga seorang model telanjang di sekolah seni di Seoul, ditangkap pada bulan Mei setelah ia memposting foto rekan prianya setelah berargumentasi tentang pembagian tempat istirahat. Penangkapannya dipublikasikan besar-besaran dan ditutupi oleh sejumlah kamera televisi.
Para aktivis telah menunjuk pada tanggapan polisi yang tidak biasanya cepat dan hukuman yang keras sebagai bukti seksisme yang mendarah daging dalam sistem peradilan. Banyak pelaku laki-laki telah diminta untuk membayar denda kecil. Mayoritas pelaku pertama kali menerima penangguhan hukuman atau denda, dengan hanya sekitar 9 persen yang dijatuhi hukuman penjara, menurut data pemerintah.
Baca juga: NASA Luncurkan Parker Solar Probe ke Matahari
Polisi mengumumkan pekan lalu bahwa mereka berusaha untuk menangkap operator situs web feminis untuk hosting spycam porno, termasuk foto yang diambil Ahn. Berita itu dilihat sebagai ketidakadilan terbaru di negara di mana laki-laki mendominasi ruang kekuasaan. Lebih dari 70.000 orang menandatangani petisi online yang menuduh polisi seksisme.
Polisi membantah tuduhan bahwa mereka gagal menanggapi keluhan perempuan dengan serius, dengan alasan sulitnya memverifikasi tuduhan berdasarkan rekaman yang seringkali tidak menunjukkan wajah korban.
- Penulis :
- Widji Ananta
