Jawab Laporan PBB Soal Kematian Khashoggi, Arab Saudi: Bukan Hal Baru

Pantau.com - Arab Saudi menolak laporan PBB yang menyatakan terdapat bukti kredibel Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) dan pejabat kerajaan lainnya bertanggung jawab atas kematian wartawan Jamal Khashoggi.

"Tidak ada hal yang baru. Pelapor dalam Dewan Hak Asasi Manusia mengulangi laporan yang tidak mengikat apa yang telah diterbitkan dan diedarkan oleh media," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, Rabu, 19 Juni 2019.

Laporan dari Pelapor Khusus PBB disebut berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan yang tak mendasar menantang kredibilitas, demikian pernyataan Adel al-Jubeir, seperti dilansir Reuters, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: PBB: Mohammed bin Salman Pelaku Pembunuhan Khashoggi

Pelapor Khusus PBB untuk Eksekusi Ekstrayudisial, Ringkasan, dan Arbitrasi, Agnes Callamard, menyimpulkan bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi dilakukan secara sengaja dan direncanakan.

Dalam laporannya, Callamard menyertakan bukti pada rekaman dan hasil forensik yang dilakukan oleh penyelidik Turki dari para tersangka pembunuhan di Arab Saudi.

Sidang kepada para tersangka harus ditangguhkan, katanya, menyusul dengan keprihatinan atas dengar pendapat rahasia dan berpotensi menghapus keadilan.

Adel al-Jubeir menolak setiap tudingan yang akan mempengaruhi persidangan atau menghapusnya dari proses pengadilan Saudi. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita negara SPA, laporan tersebut berisi tuduhan palsu yang berasal dari gagasan Callamard terhadap posisi Kerajaan.

Baca juga: Kasus Khashoggi Nyaris Setahun, AS Desak Saudi Bereskan

Riyadh juga mengatakan akan tetap mempertahankan hak untuk mengambil tindaka  hukum dalam menanggapj klaim laporan itu.

Jamal Khashoggi merupakan seorang kolumnis untuk Washington Post yang kerap mengkritik kebijakan Kerajaan Saudi, khususnya Mohammed bin Salman.

Ia terlihat terakhir kali saat memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Khashoggi tewas dan dimutilasi di dalam gedung tersebut dalam apa yang disebutkan Saudi sebagai operasi nakal.