billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Saat Suguhan Salak dan Durian ala Jokowi Buka Peluang Ekspor Buah Tropis RI

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Saat Suguhan Salak dan Durian ala Jokowi Buka Peluang Ekspor Buah Tropis RI

Pantau.com - Disambangi oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, Presiden Joko Widodo menyuguhkan buah tropis khas Indonesia yakni salak dan durian.

Entah ini trik bisnis Jokowi atau Kementerian Pertanian, namun rupanya manuver ini bisa membuka peluang ekspor hortikultura langsung ke negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendampingi Jokowi mengungkapkan Putra Mahkota sangat terkesan dengan jamuan buah tropis tersebut. "Jadi tadi (Sheikh Mohamed) tanya 'ini apa? oh ini namanya salak'. Terus ada manggis, kemudian durian," tutur dalam rilis Kementerian Pertanian.

Baca juga: Di Olshop, Batik Mirip Punya Prabowo saat Ketemu Mega Dijual Rp49 Juta

Jamuan buah tropis ini bukanlah hal yang pertama dilakukan oleh Jokowi. Beberapa saat sebelumnya, Presiden Argentina, Mauricio Macri, dan Ibu Negara, Juliana Awada bahkan langsung mengutarakan keinginan mereka untuk secepatnya mengimpor buah-buah dari Indonesia. 

"Kami juga ingin menikmati buah-buah yang ada di Indonesia, begitupun Indonesia dapat belajar untuk bidang teknologi pertanian dari Argentina supaya bermanfaat untuk kedua belah pihak," jelas Mauricio saat itu. 

Beberapa buah tropis Indonesia yang dipastikan menjadi prioritas untuk diimpor oleh Argentina adalah buah salak, manggis, dan nanas. Jamuan ini bisa menjadi sebuah peluang ekspor yang dibuka oleh Presiden Jokowi untuk petani hortikultura Indonesia guna melebarkan sayap mereka ke pasar ekspor.

Data dari Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, secara keseluruhan, kinerja ekspor buah, sayuran dan bunga-bungaan Indonesia pada 2018 cukup menggembirakan dengan kenaikan 12 persen, dengan nilai Rp5 triliun lebih. Ekspor sayuran naik 4,8 persen, bunga 7 persen, dan buah-buahan 26,3 persen. Adapun negara tujuan ekspor mencapai 113 negara. 

Baca juga: Cerita Penambang Ilegal Buktikan Afrika Diselimputi Emas, Tak Kalah dari RI

Untuk manggis volume ekspor 2018 bisa menembus angka 60.000 ribu ton. Manggis asal Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi, sama manisnya. Sekitar 30 persen produksi nasional terserap di pasar ekspor. Manggis Indonesia  semakin digemari di Malaysia, Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Australia, India, bahkan negara-negara Eropa. Ada kenaikan ekspor lebih dari 400 persen manggis Indonesia pada 2018, dibanding 2017.

Bahkan, untuk  durian kenaikannya di atas 700 persen. Meski tidak seluas manggis, pasar durian Indonesia cukup menjanjikan untuk kawasan Asia Tenggara, India, dan Pakistan.

Dari sisi volume, ekspor duren memang belum besar, baru 1.084 ton di 2018. Tapi, selain lonjakan ekspornya yang kuat, ada kecenderungan bahwa kegandrungan masyarakat Indonesia pada durian impor, dari Malaysia atau Thailand, mulai surut. 

Baca juga: Daftar Miliarder yang Bangkrut, Trump dan Orang Terkaya Irlandia Masuk List

Nanas, pisang, buah rambutan, dan salak juga menunjukkan lonjakan ekspor yang menggembirakan. Segarnya buah tropis Nusantara itu kini makin mendunia. Meski tak setenar manggis dan duren, mangga dan jeruk pun masih memancangkan harapan sebagai komoditas ekspor.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menyebutkan semakin segar dan bergairahnya buah tropis Indonesia di pasar ekspor karena adanya kemudahan perizinan dengan memangkas waktu melalui sistem Online Single Submission (OSS) sehingga lebih cepat.

"Semula mengurus izin ekspor tanaman hias dan benih hortikultura butuh waktu 8 hari sekarang menjadi 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean," papar Suwandi. 

Dengan kemudahan ekspor ini, sangat membantu pelaku usaha.

Penulis :
Nani Suherni