Pantau Flash
HOME  ⁄  News

BKSAP DPR Dorong Fokus pada Isu Pertanian di ASEAN untuk Pemberdayaan Petani

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

BKSAP DPR Dorong Fokus pada Isu Pertanian di ASEAN untuk Pemberdayaan Petani
Foto: Ketua Fadli Zon foto bersama usai membuka acara (opening session) pertemuan multipihak kedua (second joint event) dalam acara AIPA-FAO-IISD, di Ubud, Bali.

Pantau - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, mendorong para anggota parlemen di ASEAN untuk lebih fokus pada isu pertanian demi memberdayakan para petani. 

Hal ini ia sampaikan dalam pertemuan antara AIPA, Badan Pangan Dunia (FAO), dan IISD yang membahas Panduan ASEAN dalam Memajukan Investasi Bertanggungjawab di Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (ASEAN-RAI).

Menurut Fadli, yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), kesejahteraan petani belum sepenuhnya terjamin. 

Berdasarkan data BPS, penghasilan petani skala kecil saat ini hanya mencapai Rp5,23 juta per tahun, sementara petani lainnya memperoleh Rp22,9 juta per tahun. 

"Produksi tani terus menerus turun, dan kontribusi sektor kehutanan, pertanian, dan perikanan kepada PDB berkurang 3,54 persen yoy pada kuartal pertama tahun 2024," paparnya saat membuka acara di Ubud, Bali, Rabu (24/7/2024).

Fadli juga menyoroti tekanan demografi yang terus bertambah untuk penyediaan pangan bagi 280 juta jiwa rakyat Indonesia. 

Pada saat yang sama, perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dan pasokan air yang tidak stabil juga mempengaruhi kondisi pertanian. 

Ia menekankan, pentingnya meningkatkan kesejahteraan petani dengan mencatat bahwa nilai tukar petani pada 2023 hanya mencapai 112,46. Untuk itu, pupuk, bibit, dan pakan ternak perlu disediakan secara memadai.

Ia juga menyarankan perlunya sebuah UU omnibus untuk sektor pertanian, mengingat legislasi saat ini sangat beragam. 

Selain itu, ia menyarankan agar fungsi Kementerian Pertanian diperkuat dengan menggabungkan urusan terkait yang saat ini tersebar di beberapa Kementerian/Lembaga. 

"Urusan pertanian perlu menjadi urusan wajib di daerah sebagai langkah afirmasi ke sektor pertanian," tambahnya.

Fadli juga menekankan perlunya regenerasi petani agar kaum muda tertarik untuk terjun ke dunia pertanian. Data mencatat, petani milenial di Indonesia baru sekitar 21%. 

"Oleh karenanya pertanian perlu dikemas menarik agar memikat anak muda. Jika tidak, kita akan mengalami kelangkaan petani dalam beberapa dekade ke depan," prediksinya.

Dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih 2024-2029, Fadli menyambut baik sejumlah program seperti food estate, makanan bergizi gratis untuk siswa sekolah, swasembada pangan, energi dan air, serta ketersediaan bibit, pupuk, dan pakan ternak langsung ke petani.

“Jika berjalan dengan baik, program makanan bergizi gratis misalnya, tak hanya mengatasi stunting, tapi juga dapat menjadi sarana pemberdayaan bisnis lokal, peningkatan peran koperasi, dan peningkatan peran petani lokal,” jelasnya.

Fadli juga menekankan pentingnya investasi untuk isu pertanian dan menyatakan bahwa ASEAN-RAI dapat menjembatani upaya-upaya tersebut. 

“Panduan tersebut bermanfaat mendasar tidak hanya untuk sektor-sektor pertanian tetapi juga pada tata kelola nasional. Semoga melalui forum ini, parlemen dapat secara konkret mendukung upaya penguatan iklim pendukung bagi tata kelola pertanian dan bisnis petani ke depan,” harapnya.

Penulis :
Aditya Andreas