Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Setelah Bulan Buatan, China Kembali Kejutkan Dunia dengan Matahari Buatan

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Setelah Bulan Buatan, China Kembali Kejutkan Dunia dengan Matahari Buatan

Pantau.com - Tim Ilmuan dari Institut Fisika Plasma China mengumumkan pada Minggu ini, plasma di dalam proyek penelitian bernama Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) atau dikenal sebagai matahari buatan, telah mencapai 100 juta derajat celsius, suhu yang diperlukan untuk mempertahankan fusi.

Sebagai perbandingan, suhu di sekitar matahari adalah sekitar 15 juta derajat celsius, sehingga plasma di matahari buatan China ini enam kali lebih panas dari matahari sebenarnya.

Pernyataan ini muncul setelah China sebelumnya telah mengejutkan komunitas sains berencana meluncurkan bulan buatan yang bisa menggantikan lampu jalanan di tahun 2020.

Baca juga: China akan Luncurkan Bulan Buatan Sebagai Pengganti Penerangan Lampu Jalan

Associate Professor Matthew Hole dari Australian National University mengatakan ABC News, pencapaian China tersebut merupakan hal penting dalam perkembangan keilmuan fusi nuklir.

"Ini tentu saja merupakan langka penting dalam program fusi nuklir China dan juga perkembangan penting bagi dunia dan menambahkan pengembangan reaksot fusi nuklir bisa menjadi solusi bagi permasalahan energi global," kata Dr. Hole, seperti dilansir ABC, Kamis (15/11/2018)

"Manfaatnya sederhana, karena ini akan menjadi sumber produksi energi dalam skala besar, dengan emisi gas rumah kaca nol, dan tidak ada buangan radioaktif sama sekali," jelasnya.

Ia mengatakan reaktor fusi nuklir bisa menghindari risiko keamanan berkenaan dengan reaktor fusi yang saat ini banyak digunakan di dunia.

Baca juga: Mantap Jiwa! Lampu Kota Ini Bakal Diganti dengan Bulan Buatan

Reaktor fisi nuklir ini bisa diubah menjadi senjata yang mematikan dan juga bisa mengalami kebocoran karena bencana alam atau sebab lainnya. Saat ini berbagai pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia menggunakan teknik fisi nuklir, di mana atom uranium dibelah menjadi bagian yang lebih kecil dan menghasilkan energi dari pemecahan tersebut.

Sementara itu, reaksi fusi nuklir dilakukan dengan cara sebaliknya dimana dua atom atau lebih bergabung menjadi satu. Cara untuk mencapai fusi nuklir di bumi adalah menggunakan apa yang disebut tokamak, sebuah alat yang digunakan untuk mencontoh proses fusi nuklir yang terjadi secara alamiah di matahari dan bintang untuk menghasilkan energi.

Reaktor EAST yang bisa menghasilkan energi 100 juta derajat Celcius tersebut tingginya 11 meter, dengan diameter delapan meter, dan berat sekitar 360 ribu kg.

Tim peneliti China mengatakan, mereka berhasil mencapai suhu 100 juta derajat tersebut dengan menggunakan berbagai teknik baru dalam pemanasan dan pengaturan plasma, namun hanya bisa mempertahankan suhu tersebut selama 10 detik.

Menurut Institut Fisika Plasma China, apa yang mereka lakukan menunjukkan bukti bahwa pencapaian suhu 100 juta derajat Celcius adalah hal yang mungkin.

Penulis :
Noor Pratiwi