Pantau.com - Presiden Amerika Seikat Donald Trump mengatakan pada Senin (4 Maret 2019), keputusan Demokrat untuk mewawancara mantan pengacaranya, Michael Cohen, disaat pertemuan puncak dengan Kim mungkin telah menyebabkan gagalnya kesepakatan antar kedua negara.
"Untuk Demokrat yang mewawancara Cohen dalam sidang terbuka untuk umum, disaat yang sama pada pertemuan puncak kedua dengan Korea Utara, itu mungkin politik terendah di Amerika Serikat, yang juga menyebabkan gagalnya kesepakatan dalam pertemuan itu," kata Trump dalam akun Twitternya.
Baca juga: Trump Akui Kegagalan Kebijakan AS di Suriah dan Irak
Hal itu juga yang membuat Trump pergi meninggalkan pertemuan puncak, yang diakibatkan buruknya kesepakatan yang dicapai oleh AS dan Korut.
"Hal itu tidak pernah dilakukan saat presiden di luar negeri. Memalukan!," tambah Trump, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/3/2019).
Pekan lalu, Trump dan Kim menggelar pertemuan puncak kedua di Hanoi, Vietnam, untuk menegoisasikan keselakatan nuklir Pyongyang serta pencabutan sanksi untuk Korea Utara.
Di saat yang sama di Washington, mantan asisten Cohen juga bersaksi di hadapan Komite Pengawas dengan menuding Trump telah memerintahkan pengacara pribadinya untuk membuat anca an baginya yang terhitung mencapai 500 kali dalam 10 tahun terakhir.
Ketika ditanya mengenai kesaksian Cohen, Trump membantah pernyataan itu dan mengkritik keputusan untuk menggelar sidang saat ia berada di luar negeri.
Baca juga: Trump: Korut Tak Akan Punya Masa Depan Jika Masih Ada Program Nuklir
"Saya telah melihat yang saya bisa. Saya pikir itu adalah sidang palsu dan dilakukan di tengah-tengah KTT, itu adalah hal yang sangat mengerikan," jelas Trump.
- Penulis :
- Noor Pratiwi
