
Pantau.com - Sinetron'tukang bubur naik haji' sepertinya menjadi hal sangat mungkin. Pasalnya dari hitung-hitungan perdagangan, berjualan bubur untungnya menggiurkan.
Buka dari jam 05.00-09.00, pedagang bubur bisa merauk omset Rp1 juta per harinya. Namun, dari beberapa pedagang bubur yang ditemui Pantau.com mengaku lokasi tempat berjualan juga sangat berpengaruh dalam pendapatan.
Baca juga: Ini Cara Kaya dengan Bisnis Kekinian Anti 'Tuyul'
Artinya lokasi, pilihan segmen pembeli, dan cita rasa menjadi tiga kunci utama menuju keberhasilan. Ada baiknya melakukan survei ke beberapa penjual bubur yang ramai pembeli untuk mendapatkan gambaran cita rasa, harga, penyajian, lokasi, serta profil pembeli.
"Karena sudah lama di sini memang sudah banyak pelanggan. Pas ramai bisa dapat Rp1 juta lebih," ujar Usman, pedagang bubur di kawasan Jakarta Pusat ini.
Berikut beberapa yang didapat tim Pantau untuk memulai usaha bubur;
1. Investasi
Gerobak : RP2.500.000
Tenda, kursi dan meja : Rp2.500.000
peralatan masak : Rp2.000.000
Sewa tempat per tahun : Rp4.000.000
2. Biaya Operasi
Pembelian bahan baku (beras 150 liter) : Rp900.000
Daging ayam : Rp2.000.000
Bumbu dan lainnya : Rp1.000.000
Elpiji : Rp400.000
Kotak Styrofoam : Rp600.000
Gaji karyawan : Rp1.000.000
Listrik, kebersihan, dan keamanan : Rp300.000
Total biaya operasi : Rp6.200.000
Baca juga: Update Kenaikan Harga Telur Ayam yang Cetak Rekor
3. Pendapatan
Bubur = 70 porsixRp10.000x30 hari : Rp21.000.000
Sate = 100 tusukxRp1000x30 : Rp3.000.000
Total Pendapatan Rp24.000.000
4. Laba :
Rp24.000.000–Rp6.200.000 = Rp17.800.000
- Penulis :
- Nani Suherni