Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kedelai Mahal, Perajin Tempe Kurangi Produksi dan Ukuran

Oleh Tim Pantau.com
SHARE   :

Kedelai Mahal, Perajin Tempe Kurangi Produksi dan Ukuran

Pantau.comHarga kedalai melonjak. Akibatnya, para perajin mencari cara agar tetap bertahan. Di Cianjur, Jawa Barat, para perajin tempe menyiasatinya dengan mengurangi ukuran dan jumlah produksi.

Sri Hayati, perajin tempe asal Kecamatan Gekbrong, mengatakan bahan baku tempe dari Rp8.000 per kilogram menjadi Rp11.000 per kilogram. Agar tetap produksi dan bertahan di saat harga terus merangkak naik, Sri mengurangi ukuran dan jumlah produksinya.

"Hanya ukuran tempe yang dikurangi, sedangkan harga jual di pasar tetap Rp8.000 per potong. Kami masih tetap produksi, namun terbatas untuk memenuhi pesanan dari sejumlah pasar dan pedagang," ujar Sri, dilansir Antara, Kamis, 17 Februari 2022.

Ketika harga normal, Sri membutuhkan 3 sampai 5 kuintal kedelai untuk membuat tempe dan tahu. Tapi saat ini, dia hanya membuat sebanyak 2 kuintal saja sebagai upaya untuk menghindari kelangkaan kedelai di pasaran.

Selama ini, tambah dia, untuk kedelai impor biasanya sudah ada pemasok yang datang ke pabrik sebanyak 10 ton per 20 hari, dengan sistem bayar setelah penjualan.

"Harapan kami harga kedelai kembali normal, agar pendapatan kami sebagai perajin tidak menurun. Karena sejak kedelai sulit didapat, omzet menurun," katanya. 

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Cianjur, Tohari Sastra, mengatakan ada beberapa penyebab harga kedelai mengalami kenaikan karena lahan pertanian kedelai lokal menurun dan belum masuk musim panen, sedangkan produk impor terlambat.

"Harga kedelai impor naik, untuk kedelai lokal baru memasuki musim panen jadi belum banyak tersedia. Sebagian panenan kedelai lokal dialokasikan untuk benih atau bibit. Sedangkan luas lahan berkurang karena petani memilih kembali menanam ladang dengan padi," katanya.

Saat musim tanam Oktober dan Desember tahun lalu, petani di Cianjur mayoritas menanam padi sesuai ketersediaan air, sehingga jumlah kedelai pada awal tahun berkurang."Kita sedang mencari solusi termasuk berkoordinasi lintas dinas untuk memberikan pengetahuan pada petani untuk menanam kedelai," katanya.

Baca juga: 10 Poin Penjelasan Menteri Agama soal Persiapan Ibadah Haji 2022


rn
Penulis :
Tim Pantau.com