
Pantau - PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmennya dalam penerapan teknologi penangkapan, penyimpanan dan pemanfaatan karbon. Perusahaan energi kebanggaan negeri ini pun menggandeng Chevron untuk membangun kerja sama dalam bidang dekarbonisasi.
Jalinan kerja sama itu mencakup pengembangan Carbon Capture Storage atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS). “Pertamina berkomitmen penuh dalam mengembangkan bisnis rendah karbon melalui proyek CCS atau CCUS. Langkah ini menjadi salah satu kunci untuk mempercepat dekabonisasi,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati sebagaimana dikutip dari buletin mingguan Pertamina Energia Weekly di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Menurut Nicke, penerapan teknologi CCS/CCUS merupakan upaya Pertamina beradaptasi menyambut transisi energi.
“Proyek CCS/CCUS sangat strategis, karena potensi penyimpanan karbon Indonesia besar. Menjadikan Indonesia sangat potensial untuk menjadi pusat CCS atau pusat penangkap dan penyimpan karbon di Asia Tenggara,” ungkap Nicke.
Saat ini, sambung dia, upaya pemanfaatan karbon juga relevan dengan pemanfaatan minyak dan gas bumi (migas) yang tetap dibutuhkan hingga nol emisi karbon alias net zero emission (NZE) 2060.
“Penggunaan energi fosil di Indonesia masih dominan. Artinya, kita masih menghasilkan emisi yang besar. Oleh karena itu, penting untuk serius pada teknologi CCS/CCUS,” ujarnya.
Sebagai informasi, kerja sama tersebut diwujudkan dengan melakukan Joint Study Agreement antar kedua perusahaan untuk mengkaji kelayakan CCS/CCUS di Kalimantan Timur, Indonesia. Pertamina dan Chevron bersepakat saling berbagi informasi wilayah-wilayah dan potensi pengembangan CCS/CCUS.
Kesepakatan itu memuat informasi yang meliputi data geologi, geofisika, peta-peta, model-model dan interpretasi, catatan-catatan, ringkasan dan informasi komersial.
Semua itu direalisasikan melalui penandatanganan tiga Confidentiality Agreement CCS/CCUS antara anak usaha sektor hulu Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan Chevron Energy International Pte. Ltd.
Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari Joint Study Agreement (JSA) antara PT Pertamina (Persero) dengan Chevron Energy International Pte. Ltd yang telah berlangsung sejak 6 Maret 2023 lalu. Penjajakan dan kolaborasi kedua pihak, bahkan sudah dimulai sejak 2022.
Penandatanganan dilakukan oleh John Anis, Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga, dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur serta Jason Ashurst, Authorized Representative Chevron New Energies dan Mirza Mahendra, Direktur Teknik dan Lingkungan Migas di Washington, D.C. pada Senin (13/11/2023).
Momen penandatanganan turut disaksikan oleh Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, Jodi Mahardi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Wahyu Budiarto, Country Manager Chevron Indonesia.
Pertamina saat ini telah berkolaborasi dengan Chevron dalam pengembangan proyek CCS Hub di Kalimantan Timur. Proyek ini mengintegrasikan area penghasil emisi di Klaster Industri Balikpapan dan Bontang.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin