Pantau - Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Erwin Aksa membeberkan, adanya ketidakcocokan antara ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Ia mengemukakan, banyak lapangan pekerjaan di Indonesia Timur, namun kekurangan tenaga kerja ahli sehingga harus mengimpor dari luar negeri.
“Ironisnya, ini diisi tenaga kerja asing yang gajinya dua kali lipat, bukan dari sarjana teknik dari ITB,” kata Erwin dalam diskusi publik yang digelar HIPPI, Selasa (5/12/2023).
Erwin mengungkapkan, untuk membangun Indonesia, maka dibutuhkan banyak sarjana teknik. Sayangnya, rasio sarjana teknik di Indonesia masih sangat rendah.
Oleh sebab itu, ia menginginkan, adanya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dalam jangka waktu yang singkat kepada para insinyur di Indonesia.
“Ini semua program ekonomi yang kami bawa, dan semuanya membawa keberpihakan dan keadilan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga memperingatkan semakin cepatnya revolusi digital yang sedang terjadi saat ini. Menurutnya, hal ini harus diantisipasi oleh tenaga kerja Indonesia.
Ia mengatakan, apabila tidak melakukan upgrade skill, maka ke depan tenaga kerja Indonesia akan tergerus oleh kecanggihan teknologi.
“Jangan sampai para buruh kita nanti digantikan oleh para robot atau artificial intelligent (AI) sehingga mereka tidak mendapat pekerjaan,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
