Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ini Alasan Ekonom Sarankan BI Pertahankan BI Rate di Level 6,25 Persen

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ini Alasan Ekonom Sarankan BI Pertahankan BI Rate di Level 6,25 Persen
Foto: Arsip Foto - Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky (kiri) dalam diskusi media yang digelar di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2024). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)

Pantau - Bank Indonesia (BI) dinilai perlu mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate alias bergeming di level 6,25 persen pada bulan ini.

Saran itu datang dari ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky.

"BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI Agustus ini," kata Riefky di Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Menurut Riefky, meskipun inflasi menurun, penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas rupiah dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar. 

Untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, Bank Indonesia perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Oleh karena itu, Riefky memandang BI dapat tetap menahan BI-Rate di level saat ini. 

Baca juga: Jelang Pengumuman Hasil Rapat BI, Rupiah Gagah Perkasa 114 Poin

Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup baik dari aspek nilai tukar. Masuknya arus modal asing dalam beberapa pekan belakangan memicu apresiasi rupiah dan mengurangi tekanan eksternal. 

Di sisi lain, inflasi domestik mencapai titik terendahnya dalam 30 bulan terakhir dan secara bulanan mencatatkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan adanya potensi penurunan daya beli masyarakat. 

Perkembangan tingkat inflasi juga memberi sinyal bahwa adanya potensi kebutuhan untuk penurunan suku bunga untuk memacu tumbuhnya permintaan agregat. 

Namun, pemotongan suku bunga acuan yang terlalu dini berisiko mendorong arus modal keluar sehingga meningkatkan volatilitas dan memicu depresiasi rupiah. 

Oleh sebab itu, Riefky menuturkan pemotongan suku bunga acuan oleh BI nampaknya perlu sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga The Fed untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga.

Baca juga: BI Sebut Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal RI

Penulis :
Ahmad Munjin

Terpopuler