
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Hatta menyampaikan kekhawatirannya pada kondisi industri tekstil dalam negeri yang menurutnya saat ini sudah menuju ke lampu merah (mengkhawatirkan). Pailitnya Sritex pun, disebutnya sebagai salah satu tanda-tanda pemerintah harus memberi perhatian lebih pada industri tekstil dalam negeri.
”Seperti Sritex itu kan sudah 50 ribu karyawan bayangin. Kali empat saja sudah 200 ribu orang yang berlindung di sebuah pabrik. Belum lagi efek domino yang tadi disampaikan tentang UMKM dan sebagainya,” kata Hatta dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Perindustrian di Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11).
Baca juga: Liburkan 2.500 Pekerja, PT Sritex Tegaskan Tidak Ada PHK
Hatta mengusulkan agar dalam struktur organisasi Kementerian Perindustrian dibuatkan Direktorat Jenderal (Ditjen) khusus tekstil karena saat ini sektor tekstil masih tergabung dalam Ditjen Industri Kimia dan Tekstil Kementerian Perindustrian (Ditjen IKFT).
”Jadi kita harus ada Ditjen khusus yang fokus pada itu. Kita kalau melihat dari beberapa negara khususnya tekstil ini, Pak. Sampai ada yang punya Menteri Tekstil, Pak. Seperti India itu ada kementerian khusus untuk tekstil. Jadi ini sudah bukan industri yang dianggap industri yang biasa-biasa saja. Harus ada kekhususan karena ini sudah menyangkut industri padat karya,” katanya.
Baca juga: Komisi VII: Penyelamatan Sritex penting untuk Industri Tekstil Nasional
Lebih lanjut, ia mendesak agar pemerintah mulai serius menangani permasalahan tersebut mengingat industri tekstil merupakan salah satu penyumbang PAD terbesar di berbagai daerah.
Ia mengatakan bahwa apabila industri ini jatuh efek dominonya akan besar dan mempengaruhi ekonomi daerah bahkan negara.
”Di Jawa Tengah itu, PAD-nya Jawa Tengah 68 persen dari tekstil. Bayangin. Kalau sampai itu tidak diseriusin. Jadi, sebagaimana saya bilang, justru untuk industri ini kita perkuat, kita maksimalkan,” pungkasnya.
- Penulis :
- Tubagus Rachmat