Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bank Emas Dinilai Perkuat Daya Tawar RI dalam Perdagangan Global

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Bank Emas Dinilai Perkuat Daya Tawar RI dalam Perdagangan Global
Foto: Pramuniaga menata perhiasan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (8/1/2025). OJK melalui nomor surat S-325/PL.02/2024 menyetujui izin usaha Bulion PT Pegadaian dan kini resmi menjadi bank emas (bullion bank) pertama di Indonesia serta dapat melaksanakan kegiatan deposito emas, pinjam modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Pantau - Ekosistem bank emas (bullion bank) dinilai bakal berdampak positif dalam memperkuat posisi Indonesia di perdagangan logam mulia secara global.

Bullion bank juga berperan dalam mendukung transaksi lintas negara, menjadikannya kunci untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan logam mulia global.

Pengamat perbankan, yang juga praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo mengungkapkan hal itu seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Ia mengatakan, pendirian bullion bank sangat penting, mengingat Indonesia adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia.

Baca juga: OJK Setujui Pegadaian Lakukan Kegiatan Usaha Bulion

Namun, lanjutnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk menopang stabilitas ekonomi nasional.

Arianto menuturkan bank emas memungkinkan aktivitas perdagangan emas dalam skala besar, kredit berbasis emas, layanan hedging (mengurangi) risiko harga, serta pengelolaan emas untuk investor institusional maupun pemerintah.

Dengan begitu, ia menyatakan, bank emas dapat lebih berkontribusi terhadap pemanfaatan potensi komoditas emas nasional daripada fitur menabung emas yang banyak ditawarkan para pelaku jasa perbankan saat ini.

"Fitur menabung emas hanya menyediakan layanan investasi kecil-kecilan untuk individu melalui aplikasi mobile tanpa terhubung ke pasar global atau institusi keuangan besar," ujarnya.

Baca juga: OJK Setujui Pegadaian Lakukan Kegiatan Usaha Bulion

Selain membantu menjaga stabilitas ekonomi, Arianto menyampaikan, pengimplementasian bank emas juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

"Dengan menciptakan infrastruktur keuangan berbasis komoditas ini (emas), Indonesia dapat memanfaatkan cadangan emasnya untuk tujuan strategis dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, sejumlah lembaga jasa keuangan di Indonesia memiliki cadangan emas yang besar, tapi selama ini stok emas tersebut hanya dicatat sebagai tonase tanpa dimasukkan ke dalam neraca keuangan perseroan.

Selain adanya cadangan emas dari lembaga jasa keuangan, ia menuturkan, hilirisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dapat menghasilkan hingga 60 ton emas per tahun, sehingga meningkatkan jumlah emas yang berpotensi dapat ditransaksikan.

Baca juga: RI Penghasil Emas Terbesar Ke-6 Dunia, Bullion Bank Pacu Pertumbuhan Bank Syariah

"Saya mengusulkan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga BSI dapat menjadi bank emas di Indonesia. Kita tahu, emas merupakan bagian dari investasi yang aman selama krisis," ujarnya.

PT Pegadaian telah mendapatkan izin usaha bulion dari OJK melalui surat bernomor S-325/PL.02/2024 yang meliputi deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin