Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenhub Siapkan Transportasi Laut Akibat Erupsi Gunung Lewotobi yang Tutup Akses Udara

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemenhub Siapkan Transportasi Laut Akibat Erupsi Gunung Lewotobi yang Tutup Akses Udara
Foto: Direktur Jenderal Perhuhungan Laut (Dirjen Hubla) Kemenhub Muhammad Masyhud menjawab pertanyaan awak media di Jakarta (sumber: ANTARA/Harianto)

Pantau - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan moda transportasi laut sebagai alternatif darurat menyusul terganggunya akses udara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk memastikan keselamatan dan kelancaran mobilisasi melalui jalur laut.

"Teman-teman di sana sudah menyiapkan dan sudah berkomunikasi dengan Forkopimda dan siap untuk itu," ungkapnya.

Akses Udara Ditutup, Transportasi Wisatawan Dialihkan

Langkah ini diambil sebagai respons atas gangguan penerbangan yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Kemenhub menyiapkan armada laut internal untuk memfasilitasi pergerakan wisatawan yang tidak dapat melanjutkan perjalanan lewat udara.

"Kan ada turis-turis yang tidak bisa lewat udara, kita siap membantu melalui laut," ujarnya.

Menurut Masyhud, dalam tahap awal, armada laut yang digunakan akan berasal dari sumber internal Kemenhub.

"Kalau saat ini masih dari internal kita aja dulu (untuk persiapan armada)," tambahnya.

Tiga Bandara Ditutup Sementara

Sebelumnya, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Cecep Kurniawan, menyatakan bahwa operasional tiga bandara terpaksa ditutup sementara akibat dampak erupsi gunung tersebut.

Penutupan bandara ini mendorong pemerintah untuk segera menyediakan opsi transportasi alternatif demi kelancaran arus penumpang dan logistik di wilayah terdampak.

Kemenhub juga terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan dukungan tambahan jika kondisi darurat berlangsung lebih lama.

Penulis :
Arian Mesa