
Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertemu langsung dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick, dan Ketua Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer, untuk membahas kelanjutan negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Pertemuan ini menjadi langkah lanjutan menyusul rencana Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump yang akan memberlakukan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap Indonesia mulai 1 Agustus 2025.
Delegasi Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima langsung oleh Pemerintah AS dalam forum negosiasi ini, menandakan pentingnya hubungan dagang kedua negara.
"Hal ini mencerminkan kuatnya komitmen untuk menjaga stabilitas hubungan dagang antar kedua negara", ungkap Menko Airlangga.
Airlangga menyampaikan apresiasi terhadap jalannya proses negosiasi yang dinilai konstruktif, dengan capaian kemajuan pada berbagai isu seperti tarif, hambatan non-tarif, ekonomi digital, keamanan ekonomi, kerja sama komersial, dan investasi.
Indonesia dan AS sepakat untuk mengintensifkan kembali perundingan dalam tiga minggu ke depan, menjelang diberlakukannya tarif resiprokal pada awal Agustus.
"Kita sudah memiliki pemahaman yang sama dengan AS terkait progres perundingan. Kita akan mengoptimalkan waktu dalam tiga minggu ke depan, untuk secara intensif merundingkan lebih lanjut dan menuntaskan perundingan tarif ini dengan prinsip yang saling menguntungkan", ia mengungkapkan.
Fokus pada Critical Minerals dan Investasi Strategis
Kedua negara juga membahas potensi kerja sama di sektor strategis, khususnya mineral kritis (critical minerals), yang dinilai sebagai peluang besar untuk memperkuat kemitraan jangka panjang.
"Pihak AS menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk mendorong kemitraan di bidang critical minerals. Indonesia memiliki cadangan besar nikel, mangan, kobalt, dan tembaga. Kita perlu mengoptimalkan potensi kerjasama dan investasi dalam pengolahan critical minerals tersebut bersama-sama", ujar Airlangga.
Sebelumnya, perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang energi dan pertanian juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan perusahaan serta asosiasi usaha AS, dalam rangka pembelian produk unggulan AS dan peningkatan investasi.
Airlangga menegaskan bahwa perundingan kali ini memberikan ruang bagi kesepakatan tarif yang saling menguntungkan serta membuka jalan bagi perluasan kerja sama ekonomi yang lebih dalam.
Ia menyatakan, "Kita ingin meningkatkan hubungan komersial Indonesia dengan AS. Beberapa hari lalu, perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang energi dan pertanian telah menandatangani MoU dengan perusahaan-perusahaan dan Asosiasi Usaha AS untuk pembelian produk unggulan AS dan mendorong peningkatan investasi."
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo, serta Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Bilateral Irwan Sinaga.
Kedua pihak sepakat bahwa waktu yang tersisa akan dimanfaatkan secara optimal untuk menyelesaikan perundingan tarif resiprokal secara adil, transparan, dan saling menghormati kepentingan masing-masing.
- Penulis :
- Arian Mesa