
Pantau - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat realisasi investasi di provinsi tersebut pada semester I tahun anggaran 2025 mencapai Rp16 triliun.
Kepala DPMPTSP Kalsel Endri menyampaikan di Banjarmasin pada Senin bahwa untuk mencapai target Rp20 triliun sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, hanya dibutuhkan sekitar Rp4 triliun lagi.
Target pemerintah pusat untuk investasi di Kalsel adalah sebesar Rp30 triliun.
"Insya Allah sampai akhir tahun tercapai, karena masih ada investor yang siap menanamkan modal di Kalsel," ungkap Endri.
Fokus Industrialisasi Kurangi Ketergantungan Batu Bara
Arah investasi Kalsel ke depan difokuskan pada industrialisasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap pertambangan batu bara.
"Selama ini investasi di Kalsel banyak di bidang pertambangan batu bara, tapi ke depan kita arahkan untuk industrialisasi," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Kalsel pada 2025 berupaya meningkatkan investasi di sektor selain pertambangan, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Pemprov Kalsel ingin memaksimalkan sektor lain melalui hilirisasi dan industrialisasi di pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Menurut Endri, selama ini orientasi investasi Kalsel masih lokal, belum mengarah ke luar daerah atau provinsi, apalagi ekspor.
"Banyak komoditas yang memang sangat bisa dikembangkan yang nantinya bisa dijadikan sebagai industrialisasi produk olahan seperti di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan," katanya.
Potensi Ekspor Kayu Manis Hulu Sungai Selatan
Endri mencontohkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang memiliki produk kayu manis dengan prospek ekspor tinggi, namun pengelolaannya masih tradisional dan bergantung pada alam.
"Seandainya ini bisa dikembangkan yang sifatnya olahan dari kayu manis kemudian diolah jadi bubuk, maka nilai ekonominya bisa tinggi dan permintaan ekspor sangat banyak. Itu dampaknya sangat besar nanti, ini yang ingin kita kembangkan ke depan," jelasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa