
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi potensi Jeruk Siam Madu di Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, sebagai produk hortikultura unggulan yang layak dikembangkan secara nasional.
“Rasanya manis dan sangat segar. Buah jeruk ini menjadi produk hortikultura unggulan dari Kecamatan Tutur,” ujarnya saat mengunjungi desa tersebut.
Khofifah mendorong penguatan produksi dan pemasaran jeruk secara terintegrasi serta pengembangan Desa Kayu Kebek sebagai destinasi wisata berbasis agrikultur.
Potensi Agrikultur Tinggi di Wilayah Pegunungan
Kecamatan Tutur terletak di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, menjadikannya wilayah pegunungan yang ideal untuk budidaya hortikultura, termasuk Jeruk Siam Madu.
Keunggulan jeruk ini terletak pada cita rasa manis dan segar, serta siklus panen yang cepat dan berkelanjutan.
“Jangka waktu panen buah jeruk ini cukup cepat. Jadi kalau mupus langsung berbunga lagi, setelah dipetik langsung bunga. Jadi buahnya tidak berhenti tumbuh,” jelas Khofifah.
Produksi jeruk di Jawa Timur sepanjang 2024 tercatat mencapai 1.406.415 ton, atau menyumbang sekitar 49,7 persen dari total produksi jeruk nasional.
“Kita harus dukung karena desa ini punya potensi desa wisata yang cukup strategis. Kita konsultasikan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) supaya berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Untuk hasil budidaya jeruk, kita optimalkan juga produksi dan pemasarannya,” tegas Khofifah.
Harapan Jadi Desa Penyangga Wisata Gunung Bromo
Kepala Desa Kayu Kebek, Yudha, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki potensi besar di sektor pertanian dan peternakan, dan berharap dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Harapan kami nanti di tahun 2026 dan selanjutnya menjadikan Desa Kayu Kebek dan desa lainnya di Kecamatan Tutur sebagai desa destinasi wisata yang merupakan desa penyangga Gunung Bromo. Semoga sektor pertanian maupun peternakan di sini memiliki daya saing yang tinggi,” ungkap Yudha.
Jeruk Siam Madu dari Desa Kayu Kebek memiliki ukuran besar, dengan satu kilogram berisi enam hingga tujuh buah, dan dibudidayakan secara organik dengan pengawasan dari awal tanam hingga panen.
“Penunjang utama kami adalah pengolahan, jadi pengolahan kita maksimalkan mulai dari awal sampai panen. Kita pakai pupuk kandang, intinya kita maksimalkan pupuk organik,” tambah Yudha.
Saat ini, pemasaran Jeruk Siam Madu masih bergantung pada pengepul yang menyalurkan produk ke berbagai daerah seperti Jawa, Jakarta, dan Pontianak.
- Penulis :
- Aditya Yohan







