Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pembukaan perdagangan Jumat, 14 November 2025 di Jakarta, tercatat menguat tipis sebesar 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp16.725 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.728.
Potensi Pelemahan Masih Bayangi Pergerakan Rupiah
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan bahwa meskipun rupiah dibuka menguat, tekanan pelemahan masih membayangi karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) semakin menipis.
Ia menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi serta komentar hawkish dari sejumlah pejabat bank sentral AS telah menyebabkan penurunan probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya, dari sekitar 95 persen sebulan lalu menjadi hanya sekitar 50 persen saat ini.
Menurut Ariston, kondisi ini menurunkan minat terhadap aset berisiko termasuk mata uang pasar berkembang seperti rupiah.
Penutupan sementara pemerintahan federal AS yang telah berakhir juga menjadi faktor yang mengalihkan perhatian pelaku pasar ke rilis data ekonomi terbaru dan dampaknya terhadap arah kebijakan moneter.
Kebijakan Bank Indonesia dan Stimulus Jadi Perhatian
Analis pasar Lukman turut menyampaikan pandangan bahwa sikap longgar Bank Indonesia (BI) serta banyaknya stimulus fiskal dari pemerintah bisa menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Ia menyarankan agar BI tidak tergesa-gesa memangkas suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur mendatang, mengingat dukungan fiskal terhadap perekonomian sudah cukup besar.
Dengan mempertimbangkan dinamika global dan domestik saat ini, rupiah diprediksi bergerak dalam kisaran Rp16.700 hingga Rp16.750 per dolar AS sepanjang hari ini.
- Penulis :
- Aditya Yohan
