
Pantau - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menetapkan percepatan perawatan pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai prioritas utama guna mengembalikan seluruh armada yang saat ini masih berstatus grounded agar dapat beroperasi penuh pada tahun 2026.
Kerugian Ganda dan Fokus Penyertaan Modal
Managing Director Danantara, Febriany Eddy, mengungkapkan bahwa kondisi pesawat yang tidak dapat terbang menimbulkan kerugian ganda bagi maskapai.
"Kalau pesawat itu grounded, maskapai terkena dua kerugian sekaligus. Karena dia grounded, dia tidak menghasilkan pendapatan. Tapi di saat yang sama, biaya sewanya tetap harus dibayar dan biaya tetap lainnya juga tetap berjalan. Di satu sisi, sewa pesawatnya jalan terus. Jadi setiap hari kita menunda maintenance, maka semakin besar lubang yang harus ditutup," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa Danantara akan mengarahkan penyertaan modal secara ketat untuk kebutuhan perawatan armada pesawat.
"Target kita adalah tahun depan semua yang sudah grounded aircraft itu, semua bisa terbang. Tentu dia gradual ya. Ya butuh waktu lah, ini benerin aircraft kan bukan 24 jam beres gitu ya. Jadi, target kita tahun depan itu semua bisa return to service," ujarnya.
Tantangan Perawatan dan Strategi Pemulihan
Febriany menyebut saat ini terdapat puluhan pesawat milik Garuda Indonesia dan anak usahanya, Citilink, yang masih grounded, sebagian besar berasal dari Citilink.
"Kalau angka pastinya saya enggak tahu ya, nanti kita bisa cek ya. Puluhan, yang jelas puluhan Garuda dan Citilink bareng, mostly Citilink," katanya.
Ia juga menyoroti kendala global yang mempengaruhi proses perawatan pesawat, yaitu kelangkaan kapasitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) pascapandemi COVID-19.
"Saat ini di dunia juga shortage MRO. Setelah post-COVID itu semua ramai-ramai melakukan apa yang mereka tidak lakukan dua tahun sehingga kita juga berebut slot," ia menegaskan.
Untuk mengatasi hambatan ini, Danantara melibatkan GMF AeroAsia dalam proses percepatan perawatan, meskipun beberapa jenis perawatan mesin tetap harus menunggu ketersediaan slot di luar negeri.
Selain mempercepat perbaikan armada, Danantara juga menargetkan peningkatan kualitas layanan Garuda Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
"Kita ingin kembali layanan Garuda itu harus top notch. Harus berbeda," katanya.
Rincian Penyertaan Modal
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia telah menyetujui penyertaan modal sebesar Rp23,67 triliun oleh Danantara melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Dari total tersebut, sebesar Rp8,7 triliun atau 37 persen dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda, termasuk pemeliharaan pesawat.
Sementara itu, Rp14,9 triliun atau 63 persen diberikan kepada Citilink, dengan rincian Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina untuk periode 2019–2021.
- Penulis :
- Shila Glorya








