Pantau.com - Pemotongan harga banyak mempengaruhi sektor China pada hari Senin (1 April 2019) karena penurunan tarif pajak pertambahan nilai secara resmi dimulai.
Laporan Pekerjaan Pemerintah tahun ini, yang dirilis bulan lalu, mengatakan kelompok tarif 16 persen di bidang manufaktur dan industri lainnya akan dikurangi menjadi 13 persen; tingkat dalam transportasi, konstruksi, dan industri lainnya akan diturunkan dari 10 menjadi 9 persen, sedangkan tingkat braket terendah akan tetap tidak berubah pada 6 persen.
Untuk mengurangi beban pajak untuk semua industri, pemerintah juga mengadopsi langkah-langkah pendukung, seperti pengurangan pajak untuk produsen dan layanan konsumen.
Baca juga: Baca Baik-baik! Naik 5 Persen, Ini Daftar Lengkap Gaji PNS Tahun 2019
Dikutip China Daily, Gao Peiyong, wakil presiden Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan kepada China Securities Journal bahwa pengurangan PPN akan memicu efek domino melalui mekanisme deduksi, yang pada akhirnya menguntungkan pembangunan ekonomi dan sosial.
Menurut data yang dihimpun oleh Chinanews, harga eceran maksimum bensin dan solar masing-masing turun 225 yuan (Rp476 ribu) dan 200 yuan per ton; Sektor kereta api juga menghapus beberapa biaya pengiriman, berharap untuk memberikan 6 miliar yuan kepada perusahaan.
Baca juga: China Produksi Bus Listrik Terpanjang di Dunia, Sampai 27 Meter
Harga untuk iPhone XS dan iPhone XS Max turun hingga 500 yuan, dan iPhone XR, iPhone 8 dan iPhone 7 juga mengalami penurunan harga hingga 300 yuan (Rp636 ribu).
Sementara itu, harga eceran yang direkomendasikan oleh para pembuat mobil terus menurun. Model impor Ford Motor (China) mereda sebanyak 34.000 yuan, dibandingkan dengan potongan tertinggi Volkswagen Multivan 13.300 yuan dan beberapa model FAW Toyota 11.000 yuan, kata Chinanews.
Ketika China International Capital Corporation Limited menganalisis, industri mobil, real estat, dan kedokteran akan menikmati pengurangan pajak dalam skala terbesar; dan kenaikan laba bersih terbesar sebagai akibat pemotongan pajak akan masuk ke industri batubara, makanan dan minuman, listrik.
- Penulis :
- Nani Suherni
