
Pantau.com - Krisis politik di Hong Kong yang tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat, membuat banyak warga di sana ingin meninggalkan wilayah tersebut.
Sebagian dari warga Hong Kong mulai melirik properti di Australia. Mereka berasal dari kalangan elite yang kaya maupun kelompok profesional siap-siap pindah karena kekisruhan politik di sana.
Pengusaha penjual minuman anggur Hong Kong Chau Fuk Yau berharap pindah ke Adelaide (Australia Selatan), dengan keluarganya menggunakan visa bisnis, dan berencana membagun perusahaan untuk mengekspor minuman anggur Australia ke Hong Kong.
Baca juga: Sri Mulyani Mejeng di Istana, Sinyal Kuat Menteri Keuangan Lagi
Chau (32 tahun) mengatakan dia ingin meninggalkan Hong Kong karena situasi politik, namun juga karena biaya hidup yang tinggi di sana dan lemahnya perekonomian saat ini.
"Saya kira untuk pendidikan, lingkungan, untuk anak-anak tumbuh, Australia adalah tempat yang bagus dibandingkan Hong Kong." kata Chau.
Minggu lalu, pemimpin Hong Kong Carrie Lam memperkirakan perekonomian kawasan tersebut sedang dalam posisi resesi di kuartal ketiga tahun 2019 karena adanya protes selama berbulan-bulan.
Awal protes yang menentang RUU Anti Ekstradisi sekarang sudah menjadi seruan bagi kebebasan politik lebih besar dari China.
Selain juga membakar masalah meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin dan juga harga rumah di Hong Kong merupakan salah satu yang paling mahal di dunia.
Agen migrasi asal Australia yang tinggal di Hong Kong John Hu mengatakan kepada ABC bahwa dia sudah menerima banyak pertanyaan dan meningkatnya layanan jasa imigrasi sejak protes dimulai bulan Juni.
Sebagian besar diantara mereka mencari visa bisnis atau investor ke Australia.
"Terjadi peningkatan tajam setiap bulannya, angka penjualan kami meningkat empat kali lipat." katanya.
"Untuk yang meminta informasi, ada sekitar 1000 orang setiap orang dan mereka mencari informasi untuk berbagai negara dan tentu saja Australia di peringkat nomor satu."
Baca juga: Wuih.... Papua Rencanakan Ekspor Pisang ke Indonesia
Hu mengatakan bahwa kantornya telah memproses ratusan visa bisnis dan visa lainnya untuk ke Australia.
Australia merupakan tujuan utama bagi warga Hong Kong yang pindah tahun lalu, dengan sekitar 30 persen, 2400 orang pindah ke Australia.
Direktur Pelaksana perusahaan real estate Sotheby's International Realty di Sydney Michael Pallier mengatakan ada peningkatan 500 persen dari warga Hong Kong yang meminta informasi tahun ini dibandingkan tahun lalu mengenai properti.
Dia mengatakan para pembeli baru ini adalah warga Hong Kong yang sudah memiliki warga negara Australia, atau status permanen, atau para investor kaya.
"Dalam dua bulan terakhir terjadi peningkatan besar dari mereka yang tinggal di Hong Kong." katanya.
"Sebelum ini, kebanyakan adalah warga dari China Daratan yang ingin pindah. Sekarang banyak yang berasal dari Hong Kong, dan tentu saja karena ketidakstabilan, banyak orang di Hong Kong berpikiran bahwa dalam jangka panjang mungkin lebih baik pindah ke Australia," pungkasnya.
rn- Penulis :
- Nani Suherni