Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Hasil Survei: Anak Muda Makin Optimistis di Era New Normal

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Hasil Survei: Anak Muda Makin Optimistis di Era New Normal

Pantau.com - Generasi Z, yakni kelompok masyarakat dengan rentang usia 15 hingga 25 tahun di Jakarta akan menjadi kelompok usia yang paling berani beraktivitas di tempat publik saat New Normal ketimbang Millennials, Generation X, hingga Baby Boomers.

Selain menunjukkan adanya penurunan aktivitas masyarakat sebesar 58 persen, hasil survei Lifepal seperti dikutip oleh Pantau.com juga menunjukkan beberapa temuan menarik. Salah satunya adalah semakin muda kelompok usianya, makin berani pula mereka beraktivitas di tempat umum di era New Normal.

Sementara itu, makin tua kelompok usianya, semakin rendah keinginan untuk beraktivitas di berbagai tempat publik dan adanya perbedaan frekuensi aktivitas masyarakat dalam klasifikasi penghasilan dan gender. 

Baca juga: ORI 017 Bukan Investasi yang Paling Menguntungkan?

Adapun survei yang dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden dengan rentang usia 15 hingga 74 tahun. Para responden adalah warga yang berdomisili di Jakarta dan atau yang beraktivitas rutin di Jakarta. 

Ini merupakan analisis lanjutan dari analisis pertama pada survei yang sama, yakni New Normal, Aktivitas Turun Sampai 58% Dibanding Sebelum COVID-19.


1. Generasi Z paling tidak ragu untuk sering-sering berbelanja di supermarket dan minimarket

Di era New Normal nanti, frekuensi aktivitas belanja indoor di pusat perbelanjaan, minimarket, atau supermarket yang dilakukan warga usia 15 hingga 25 tahun akan mencapai 67,4 persen atau lebih tinggi ketimbang kelompok usia lainnya.

Sebagai informasi, supermarket dan minimarket yang menjual barang-barang kebutuhan pokok memang tetap diperbolehkan beroperasi di masa PSBB meski diwajibkan memberlakukan protokol kesehatan ketat, seperti memberlakukan physical distancing di kasir hingga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan.


2. Meski memiliki level risiko penularan Covid-19 yang sangat tinggi, Generasi Z paling berani belanja di pasar tradisional

Pakar Epidemiologi FKM UI Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, berbelanja di pasar tradisional memiliki risiko penularan COVID-19 yang sangat tinggi apabila tidak mentaati protokol kesehatan.

Namun, nampaknya hal itu tidak menyurutkan keberanian Generasi Z Jakarta. Berdasarkan survei, Generasi Z adalah kelompok usia yang paling berani untuk lebih sering berbelanja di pasar tradisional pada saat New Normal.


3. Lama terjebak kerja dan belajar dari rumah, Generasi Z paling optimis kembali ke kantor dan sekolah saat New Normal

Frekuensi kegiatan kuliah ke kampus, atau bekerja di kantor warga Generasi Z juga akan mencapai 61 persen di masa New Normal.

Tentunya hal ini sedikit banyak dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk membuka sekolah yang berada di zona hijau, maupun rencana untuk memperbolehkan kembali kantor dan tempat usaha yang diwajibkan membiarkan karyawannya kerja dari rumah pada saat PSBB.

Generasi Z dan Milenial sama-sama lebih memilih taksi atau taksi online untuk bepergian. Di era New Normal nanti, Generasi Z dan Milenial adalah dua kelompok usia yang akan lebih memilih untuk sering menggunakan taksi atau taksi online daripada dua kelompok usia di atasnya. Taksi maupun taksi online memang tergolong transportasi minim penumpang, sehingga punya tingkat risiko penularan Covid-19 lebih rendah ketimbang KRL, TransJakarta, maupun MRT.


4. Makin rendah penghasilan seseorang, makin berani mereka mengunjungi tempat rekreasi di era New Normal

Hasil survei juga membuktikan bahwa frekuensi aktivitas rekreasi responden dengan tingkat penghasilan di bawah Rp 5 juta, jauh lebih tinggi dari responden dengan kategori penghasilan di atas mereka.

Tercatat, frekuensi kunjungan ke tempat rekreasi indoor padat massa (mall, diskotik, bar, dan karaoke) warga dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta adalah 37,4 persen.  Namun untuk rekreasi outdoor padat massa (pameran dan konser off air) ada di angka 31,5 persen.  

Baca juga: New Normal COVID-19 Masih Diselimuti Kecemasan? Yuk Lakukan 'Mindfulness'


5. Makin rendah penghasilan makin berani naik kendaraan umum

Selain lebih berani mengunjungi tempat rekreasi indoor maupun outdoor, masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta juga lebih berani naik kendaraan umum ketimbang masyarakat dengan penghasilan di atas itu.

Sebut saja, persentase frekuensi aktivitas penggunaan ojek online ada di 43 persen, taksi atau taksi online 46 persen, dan kendaraan umum padat massa (bus, KRL, dan MRT) adalah 36 persen.


6. Makin rendah penghasilan, makin sering ke tempat Ibadah

Fakta unik selanjutnya adalah bahwa frekuensi aktivitas pergi ke tempat ibadah para warga berpenghasilan di bawah Rp 5 juta, akan kembali mencapai 50 persen dibandingkan sebelum masa pandemi.  Sementara itu, masyarakat dengan penghasilan di atas Rp 20 juta hanya 46 persen. Perempuan lebih berani naik kendaraan umum daripada pria di New Normal

Dalam kategori gender, perempuan terlihat lebih berani untuk naik kendaraan umum ketimbang pria. Survei menunjukkan bahwa frekuensi menggunakan transportasi ojek atau ojek online perempuan akan kembali ke angka 40 persen, taksi atau taksi online 46 persen, dan kendaraan umum padat massa (KRL, TransJakarta, maupun MRT) adalah 34 persen.

7. Perempuan lebih berani ke gym dan tempat olahraga Indoor

Seperti diketahui bahwasannya, risiko terpapar COVID-19 terbesar ada pada aktivitas olahraga di tempat indoor seperti gym atau pusat kebugaran lainnya. Namun hasil survei Lifepal menunjukkan bahwa persentase frekuensi aktivitas responden perempuan dalam aktivitas ini akan kembali sebesar 29 persen, sedangkan pria hanyalah 26 persen.


8. Pria lebih berani belanja ke pasar tradisional dibanding perempuan

Cukup menarik pula diketahui bahwasannya, pemulihan aktivitas belanja di pasar tradisional para pria adalah 48,9 persen dibandingkan masa sebelum pandemi. Namun, frekuensi responden perempuan di pasar tradisional hanya akan kembali 46 persen.


9. Survei Aktivitas Masyarakat Memasuki Masa New Normal

Survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden yang merupakan warga domisili Jakarta, maupun orang-orang yang beraktivitas rutin di Jakarta. Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 48 persen dan wanita 52 persen. 

Responden dikategorikan pula dalam kategori penghasilan. Sebanyak 26,6 persen responden memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, 19,2 persen berpenghasilan Rp 10 hingga 20 juta, 29,4 persen berpenghasilan Rp 5 hingga Rp 10 juta per bulan, dan 24,7 persen dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan. 

Sementara itu untuk kategori usia, 20,6 persen responden berusia 15 hingga 25 tahun, 52,3 persen berusia 26 hingga 39 tahun, 21,5 persen berusia 40-55 tahun, dan 5,6 persen berusia 56 hingga 74 tahun. Lewat survei ini tercatat bahwa rata-rata frekuensi aktivitas masyarakat di Jakarta saat New Normal hanya berkisar 42,6 persen saja dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta