Pantau - Muhammad Ibrahim Hamdani, Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) menilai, gencatan senjata antara Israel dan Hamas ternyata tak hanya dipicu tekanan politik, namun juga dipercepat oleh kebakaran besar di Los Angeles, California.
Baca juga: Israel Masih Gempur Gaza, Korban Tewas Tembus 46.707 Orang!
"Musibah ini bikin Amerika Serikat (AS) tekor parah, terutama di industri asuransi, dengan kerugian mencapai lebih dari Rp4.000 triliun. Nggak main-main, lebih dari 10.000 rumah—kebanyakan rumah mewah—ludes terbakar, dan setidaknya 25 orang dilaporkan tewas," ujarnya kepada Pantau.com, Kamis (16/1/2025).
Situasi ini bikin pemerintah AS harus putar otak. Dia menyebut, alih-alih terus-terusan buang duit pajak rakyat demi bantu militer Israel di Gaza dan Tepi Barat, mereka lebih milih fokus beresin masalah domestik.
Baca juga: Tekanan Dunia Harus Lanjut, Israel Wajib Terima Negara Palestina
"Pemerintah AS tentu akan lebih memprioritaskan penyelesaian masalah domestik mereka, daripada terus-menerus menghabiskan pajak warga AS untuk membantu persenjataan militer Israel untuk berperang di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina," tuturnya.
Kondisi ini jelas jadi angin segar buat proses negosiasi damai di Palestina. AS dituntut bijak memilih prioritas: urus bencana di dalam negeri atau terus membiayai konflik di Timur Tengah?
- Penulis :
- Khalied Malvino
