billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Bantuan Udara Kembali Dikirim ke Gaza Utara, Kondisi Kemanusiaan Memburuk dan Koridor Khusus Direncanakan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Bantuan Udara Kembali Dikirim ke Gaza Utara, Kondisi Kemanusiaan Memburuk dan Koridor Khusus Direncanakan
Foto: (Sumber: Sebuah pesawat menjatuhkan bantuan kemanusiaan di atas Jalur Gaza utara, pada 5 Maret 2024. (Foto oleh Mohammed Ali/Xinhua))

Pantau - Pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara kembali dilakukan pada Sabtu malam, 26 Juli 2025, di sejumlah wilayah di Jalur Gaza utara, di tengah situasi kelaparan dan krisis kemanusiaan yang terus memburuk akibat blokade dan terbatasnya akses darat.

Bantuan Dijatuhkan dari Udara, Korban Luka Terjadi

Sumber lokal dan saksi mata Palestina kepada Xinhua menyebutkan bahwa kotak bantuan berisi tepung, gula, dan makanan kaleng dijatuhkan menggunakan parasut di wilayah Sudaniya, Jalur Gaza utara.

Salah satu paket bantuan dilaporkan jatuh tepat di atas tenda pengungsi, menyebabkan beberapa orang mengalami luka ringan.

Tentara Israel sebelumnya menyatakan bahwa pengiriman bantuan udara akan dilanjutkan pada malam hari, dengan tujuh palet bantuan yang dikirim berisi kebutuhan pokok dari organisasi internasional.

Rencana Koridor Kemanusiaan dan Dukungan UEA

Tentara Israel juga mengumumkan rencana pembangunan koridor kemanusiaan khusus untuk memungkinkan pergerakan konvoi bantuan dari PBB secara aman di wilayah Gaza.

Di saat yang sama, Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan komitmennya untuk melanjutkan pengiriman bantuan ke Gaza.

Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, menulis di media sosial X bahwa bantuan dari UEA akan terus dikirim “melalui darat, udara, dan laut”.

Bantuan tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat Gaza yang paling terdampak konflik.

Akses Terbatas, Kelaparan Mengancam

Pengiriman ini dilakukan di tengah peringatan dari berbagai organisasi kemanusiaan internasional mengenai memburuknya kelaparan di Jalur Gaza.

Akses terhadap kebutuhan pokok sangat terbatas sejak Israel menutup seluruh perlintasan perbatasan menuju Gaza sejak Maret lalu, memperburuk situasi pengungsi dan warga sipil yang bergantung pada bantuan luar.

Penulis :
Aditya Yohan