
Pantau - Alun-Alun Umayyah di Damaskus dipadati orang-orang mengibarkan bendera "revolusi" saat Suriah menyambut tahun baru dengan "harapan" setelah 13 tahun perang saudara.
Suara tembakan terdengar dari Gunung Qasioun yang menghadap ibu kota, sementara ratusan orang menyaksikan kembang api, menurut laporan AFP di lokasi.
Ini adalah perayaan tahun baru pertama tanpa seorang al-Assad berkuasa dalam lebih dari 50 tahun setelah jatuhnya Bashar al-Assad pada Desember 2024.
"Hidup Suriah, Assad telah tumbang," teriak beberapa anak-anak.
Meski suasana meriah, tentara tetap berpatroli di sejumlah ruas jalan Damaskus, kurang dari sebulan setelah kejatuhan al-Assad.
Bendera "revolusi" berwarna hijau, putih, dan hitam dengan tiga bintang merah berkibar di seluruh ibu kota.
Pemandangan itu, simbol perlawanan rakyat Suriah terhadap pemerintahan keras dinasti al-Assad, tak terbayangkan sebulan lalu.
Lagu revolusioner "Angkat Kepalamu, Kamu Orang Suriah yang Bebas" oleh penyanyi Suriah, Assala Nasri bergema di Alun-Alun Umayyah.
"Setiap tahun, rasanya kami menua 10 tahun," tutur Qassem al-Qassem, sopir taksi berusia 34 tahun, kepada AFP, merujuk pada kondisi hidup sulit di negara dengan ekonomi yang runtuh di bawah al-Assad.
"Tapi dengan jatuhnya rezim, semua ketakutan kami hilang. Sekarang saya punya banyak harapan. Tapi yang kami inginkan sekarang adalah perdamaian," imbuhnya.
Lebih dari setengah juta orang tewas dalam perang saudara 13 tahun, dengan negara itu terpecah menjadi beberapa wilayah yang dikuasai berbagai pihak yang berperang.
Banyak keluarga masih menunggu kabar tentang orang tercinta yang menghilang di bawah rezim al-Assad, di mana puluhan ribu tahanan hilang.
"Saya berharap Suriah di tahun 2025 menjadi negara tanpa sekat agama, pluralis, untuk semua orang, tanpa pengecualian," demikian harapan Havan Mohammad, mahasiswa Kurdi dari timur laut yang belajar farmasi di ibu kota.
Baca juga:
- 50.000 Pengungsi Suriah Kembali Pulang usai Rezim Assad Runtuh
- Kejatuhan Rezim Assad jadi Spirit Baru bagi Ekonomi Suriah
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino