Pantau - Kelompok pejuang Palestina, Hamas kembali menuduh militer Israel sengaja menunda akses bantuan kemanusiaan ke Gaza di bawah kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Hamas: Israel Tunda Kirim Bantuan Kemanusiaan dan Rekonstruksi Gaza
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengklaim militer Israel secara sengaja menghambat masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan, terutama tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan peralatan berat untuk membersihkan puing-puing.
“Yang telah dicapai dalam hal ini jauh di bawah minimum yang disepakati, yang berarti kurangnya komitmen jelas terkait aspek bantuan kemanusiaan,” tambah Qassem.
Hamas pun mendesak para mediator dan penjamin kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk turun tangan dan memperbaiki ketidakseimbangan dalam pelaksanaan protokol kemanusiaan dalam kesepakatan tersebut.
Baca juga: Human Rights Watch: Perang Gaza Ancam Nyawa Ibu Hamil dan Bayi
Qassem menegaskan militer Israel meninggalkan kehancuran besar, terutama di Gaza Utara, di mana pendudukan menghancurkan seluruh aspek kehidupan di sana, sehingga bantuan kemanusiaan menjadi jalur utama dalam kesepakatan gencatan senjata.
Menurut kantor media Gaza, serangan Israel selama 15 bulan menghancurkan 88% infrastruktur Gaza. Gencatan senjata yang dimulai pada Minggu (19/1/2025), menghentikan perang Israel dan telah menewaskan lebih dari 47.500 orang, serta melukai lebih dari 111 ribu orang sejak 7 Oktober 2023.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan pada November 2024 terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kekerasan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang mereka lancarkan di Gaza.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino
