
Pantau - Hamas menuduh Israel menunda pelaksanaan kesepakatan pengiriman bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi di Gaza, di mana pengeboman Israel terus berlanjut selama lebih dari 15 bulan hingga gencatan senjata diberlakukan pada Minggu (19/1/2025).
Baca juga: Hamas Umumkan Tiga Nama Sandera Israel yang bakal Dibebaskan Besok
"Israel terus mengulur-ulur pelaksanaan proses bantuan dan rekonstruksi yang diuraikan dalam perjanjian gencatan senjata, dan ada komitmen bantuan kemanusiaan yang belum sepenuhnya dipatuhi,” ungkap juru bicara Hamas, Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan, tanpa memerinci lebih lanjut.
“Terlepas dari kehancuran besar-besaran di sektor kesehatan, pendudukan belum mengizinkan upaya pemulihan atau masuknya pasokan medis yang penting,” tambah Qassem.
“Pengiriman bahan bakar masih jauh di bawah apa yang ditetapkan dalam perjanjian, dan jumlah yang mencapai Gaza utara sangat kecil,” tuturnya.
Dia mengatakan “alat berat yang ditentukan dalam perjanjian belum diizinkan masuk, mencegah pengambilan jasad para syuhada dan menghalangi pemulihan jasad (sandera) yang akan ditukar, terutama pada akhir fase ini.”
Baca juga: Bantuan ke Gaza Seret, Hanya 861 Truk Masuk
Hamas meminta para mediator, Qatar dan Mesir, serta penjamin perjanjian gencatan senjata, untuk “memaksa penjajah Israel untuk segera mengizinkan masuknya bahan-bahan bantuan yang diuraikan dalam perjanjian, terutama tenda, bahan bakar, pasokan makanan, dan alat berat, sementara juga memastikan diakhirinya semua pelanggaran dan pelanggaran lainnya.”
Sebelumnya pada hari itu, Kepala Kantor Media Gaza, Salama Marouf mengungkapkan, Gaza adalah “zona bencana kemanusiaan” yang tidak memiliki “semua kebutuhan dasar untuk bertahan hidup dan martabat manusia.”
Kantor media pada Rabu (29/1/2025), mendesak Israel agar mengizinkan masuknya sejumlah tenda dan karavan untuk menampung lebih dari seperempat juta keluarga pengungsi yang rumahnya hancur akibat genosida Israel.
Gencatan senjata selama enam pekan yang sedang berlangsung ini merupakan bagian pertama dari kesepakatan tiga tahap yang dapat mengakhiri perang Israel di Gaza secara permanen. Operasi militer Israel telah menewaskan lebih dari 47 ribu warga Palestina dan membuat wilayah itu hancur berantakan.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Muhammad Rodhi