
Pantau - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) melaporkan bahwa jumlah kematian akibat wabah mpox di benua Afrika telah melampaui 1.750 kasus, dengan total kasus mendekati 130.000 sejak awal 2024.
Tiga Negara Jadi Pusat Lonjakan
Dalam keterangan pers daring pada Kamis malam, 8 Mei 2025, CDC Afrika menyebutkan bahwa 24 negara terdampak telah melaporkan 129.711 kasus mpox.
Sebanyak 29.609 kasus di antaranya telah terkonfirmasi dan menyebabkan 1.751 kematian.
Pekan terakhir mencatat penambahan 3.553 kasus baru, dengan 758 di antaranya terkonfirmasi dan 12 kematian tambahan.
Sierra Leone, Republik Demokratik Kongo, dan Uganda menyumbang 93,3 persen dari total kasus terkonfirmasi dalam sepekan terakhir.
CDC Afrika memperingatkan bahwa lonjakan kasus masih terus berlanjut, dengan 52.082 kasus telah tercatat sepanjang 2025, atau mencakup dua pertiga dari total kasus tahun sebelumnya.
Keadaan Darurat Kesehatan di Afrika
CDC Afrika juga mencatat peningkatan tren kejadian darurat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Hingga awal Mei 2025, tercatat 120 kejadian darurat kesehatan masyarakat, terdiri dari 34 kejadian berisiko tinggi dan 86 berisiko sedang.
Pada tahun 2024, jumlah kejadian serupa tercatat sebanyak 117.
Selain mpox, penyakit yang banyak dilaporkan pada tahun ini meliputi kolera, demam berdarah, dan demam Lassa.
Mpox Jadi Ancaman Kesehatan Global
Mpox, atau yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di monyet laboratorium.
Penyakit ini menular melalui cairan tubuh, percikan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi.
Gejalanya meliputi demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
CDC Afrika telah menetapkan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan tingkat benua sejak Agustus 2024.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengklasifikasikan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani