
Pantau - Pemerintah Amerika Serikat akan membeli dua juta dosis lenacapavir, obat pencegah HIV terbaru, untuk didistribusikan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah hingga tahun 2028.
Pernyataan ini diumumkan oleh Departemen Luar Negeri AS pada Kamis waktu setempat.
"Kami berharap, bersama Global Fund, bisa membantu dua juta orang mendapatkan obat ini dalam tiga tahun ke depan, dan mungkin lebih," ungkap Jeremy Lewin, pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Los Angeles Times.
Langkah ini ditujukan untuk melindungi kelompok paling rentan, termasuk ibu hamil dan menyusui, dari risiko penularan HIV.
PEPFAR Jalankan Distribusi, Lenacapavir Dianggap Terobosan Pencegahan
Distribusi lenacapavir akan dilakukan melalui inisiatif PEPFAR (President’s Emergency Plan for AIDS Relief), program pemerintah AS yang telah berjalan sejak 2003 dengan fokus pada pemberantasan HIV/AIDS secara global.
Lenacapavir merupakan obat suntik pencegahan HIV (Pre-Exposure Prophylaxis atau PrEP) yang diberikan hanya dua kali setahun.
Obat ini dianggap sebagai terobosan dalam metode pencegahan HIV karena memberikan perlindungan selama enam bulan, berbeda dari pil harian yang selama ini menjadi pilihan utama namun sering sulit dikonsumsi secara konsisten.
Hasil uji klinis pada kelompok berisiko tinggi menunjukkan bahwa lenacapavir hampir sepenuhnya mampu mencegah infeksi HIV baru.
Perusahaan farmasi Gilead Sciences, sebagai pengembang obat, akan menjual lenacapavir tanpa mengambil keuntungan untuk distribusi di negara-negara terdampak.
Fokus Distribusi ke Afrika, Asia Tenggara, dan Karibia
Selain bentuk komersialnya, versi generik lenacapavir juga direncanakan akan digunakan secara luas di kawasan Afrika, Asia Tenggara, dan Karibia.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan akses terhadap pencegahan HIV yang efektif di wilayah-wilayah dengan tingkat infeksi yang tinggi.
HIV masih menjadi tantangan global dengan sekitar 1,3 juta infeksi baru setiap tahun dan hampir 40 juta orang di seluruh dunia hidup dengan virus ini.
Program ini memperkuat komitmen Amerika Serikat dalam mendukung kesehatan global, terutama dalam menghadapi epidemi HIV yang masih mengancam jutaan jiwa di negara berkembang.
- Penulis :
- Aditya Yohan