
Pantau - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menegaskan pentingnya melanjutkan kerja sama dengan Iran untuk mengawasi aktivitas nuklir, menyusul keputusan Iran yang secara resmi menangguhkan hubungan dengan badan pengawas nuklir PBB tersebut setelah konflik selama 12 hari dengan Israel dan Amerika Serikat.
Kepala IAEA, Rafael Grossi, menekankan perlunya dialog segera antara IAEA dan Teheran.
"Pentingnya IAEA berdiskusi dengan Iran mengenai modalitas melanjutkan aktivitas pemantauan dan verifikasi yang sangat diperlukan di Iran sesegera mungkin," ungkap Grossi.
Iran Undang-undangkan Penangguhan Kerja Sama, Kritik IAEA dan Barat
Iran menyatakan keputusan ini sebagai respons terhadap sikap IAEA yang dinilai tidak netral.
Teheran mengecam IAEA karena tidak mengecam serangan Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir mereka, serta karena IAEA mengeluarkan resolusi pada 12 Juni yang menuduh Iran melanggar kewajiban nuklir internasionalnya.
Parlemen Iran menyetujui rancangan undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA pada 25 Juni.
Dewan Wali kemudian meratifikasi undang-undang tersebut sehari setelahnya, dan secara resmi mulai berlaku pada 2 Juli 2025 setelah ditandatangani Presiden Masoud Pezeshkian.
Iran juga menuding Rafael Grossi sebagai "mata-mata Israel" dan menyatakan tidak akan lagi mengizinkan Grossi masuk ke wilayahnya.
Meski menangguhkan kerja sama teknis, Iran mengklaim tetap berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), namun menyatakan bahwa mereka “tidak lagi mempercayai IAEA.”
Eskalasi Konflik Nuklir: Serangan dan Balasan
Ketegangan meningkat sejak 13 Juni ketika Israel melakukan serangan udara terhadap beberapa situs militer dan nuklir Iran, menewaskan sejumlah komandan dan ilmuwan penting.
Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke beberapa instalasi militer Israel, yang kemudian memicu keterlibatan Amerika Serikat.
AS ikut serta dalam konflik dengan membom tiga fasilitas nuklir Iran.
Selama konflik, IAEA mengonfirmasi bahwa pengawasnya yang berada di Iran telah ditarik kembali ke kantor pusat di Wina.
Gencatan senjata akhirnya disponsori oleh AS dan mulai berlaku pada 24 Juni.
Situasi ini menambah tekanan terhadap pengawasan program nuklir Iran yang selama ini sudah menjadi sorotan komunitas internasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan