Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Meksiko Tahan 791 Migran Ilegal yang Hendak ke Perbatasan AS

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Meksiko Tahan 791 Migran Ilegal yang Hendak ke Perbatasan AS

Pantau.com - Sekitar 800 migran yang tak memiliki dokumen identitas ditahan otoritas Meksiko, yang menjadi gelombang imigrasi ilegal dalam beberapa bulan terakhir, kata salah satu anggota Garda Nasional yang berpatroli di perbatasan selatan.

Melansir Reuters, Senin (17/6/2019), Institut Migrasi Nasional Meksiko (INM) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 15 Juni, bahwa sekitar 791 warga negara asing ditemukan dalam empat mobil truk yang dihentikan di negara bagian timur Veracurz, mengkonfimasi laporan sebelumnya tentang penahan massal.

Penahanan itu datang dalam upaya Meksiko untuk mengurangi lonjakan migran yang menuju perbatasan Amerika Serikat di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump, yang bersumpah untuk memukul tarif kepada Meksiko jika tidak berusaha membendung imigrasi ilegal.

Baca juga: Saat Penyiksaan Tahanan di Perbatasan Meksiko Menjadi Sorotan

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Meksiko berjanji untuk menempatkan 6.000 anggota Garda Nasional di sepanjang perbatasan dengan Guatemala.

Sebelumnya pada 7 Juni, Meksiko membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk menghindari tarif dari Washington, dengan waktu 45 hari bagi pemerintah Meksiko untuk membuat kemajuan dalam mengurangi jumlah orang yang mencoba untuk memasuki perbatasan AS secara ilegal.

Telah terjadi kekhawatiran besar di perbatasan AS-Meksiko pada tahun ini, di mana Trump berjanji untuk melakukan kebijakan yang mengurangi imigrasi ilegal.

Baca juga: Pentagon Kembali Kirim Ratusan Pasukan ke Tembok Perbatasan Meksiko

Sebagian besar imigran di perbatasan ditangkap karena berusaha untuk masuk ke AS untuk mencari suaka dan melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan yang dialami di tiga negara Amerika Tengah, Guatemala, Honduras, dan El Salvador.

Keputusan Meksiko untuk memperketat penjagaan di perbatasan telah menyebabkan ketegangan di dalam tubuh pemerintah, di mana pada pekan lalu, Kepala INM Tonatiuh Guillen mengundurkan diri.

Penulis :
Noor Pratiwi