Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Ade Armando Pendarahan Otak, Ini Penjelasan Tentang Pendarahan Otak

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Ade Armando Pendarahan Otak, Ini Penjelasan Tentang Pendarahan Otak

Pantau.com - Penggiat sosial, Ade Armando babak belur karena dikeroyok massa di tengah demo BEM SI, Senin, 11 April 2022, di depan Gedung DPR RI.

"Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan adanya pendarahan dalam di bagian kepalanya. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," kata Nong Darol Mahmada, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Selasa, 12 April 2022.

Lantas, apa penjelasan dokter terkait pendarahan di kepala, atau yang biasa lebih dikenal dengan pendarahan otak tersebut? Simak penjelasan yang dikutip dari halodoc di bawah ini.

Pendarahan otak umumnya terjadi karena benturan pada kepala. Salah satu penyakit akibat dari pendarahan otak ini adalah epidural hematoma, ketika pendarahan terjadi di antara membran luar yang keras, serta menutupi otak dan tengkorak.

Pendarahan otak yang disebabkan oleh epidural hematoma ini dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kebingungan, muntah, dan ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh. Dibutuhkan CT scan atau MRI sebagai alat yang membantu dokter untuk melihat pendarahan yang terjadi di otak.

Gejala Epidural Hematoma

- Mudah bingung.

- Muntah-muntah.

- Kejang.

- Kehilangan penglihatan pada satu sisi.

- Pusing.

- Sakit kepala yang parah.

- Sebagian tubuh terasa lemah.

- Pupil membesar pada satu mata.

- Hilang Kesadaran.

- Koma.

Penyebab Hematoma Epidural

Hal utama yang menyebabkan pendarahan otak sehingga mengalami epidural hematoma adalah ketika kepala terkena trauma fisik secara langsung. Beberapa penyebab hematoma epidural yang paling sering terjadi adalah:

- Cedera kepala akibat olahraga, misalnya seperti sepak bola.

- Kecelakaan mobil.

- Jatuh dari tangga.

- Mendapatkan penganiayaan fisik.

Selain itu, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap epidural hematoma, yaitu:

- Seseorang yang memiliki risiko jatuh yang tinggi.

- Seseorang yang usianya sudah tua.

- Orang yang rutin mengonsumsi alkohol.

- Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah.

Pengobatan Epidural Hematoma

Dokter akan melakukan tes pencitraan, seperti CT scan, MRI, atau electroencephalogram jika menduga seseorang mengidap epidural hematoma. Hal tersebut dapat membantu dokter untuk melihat pendarahan pada otak yang terjadi dan menentukan langkah pengobatan selanjutnya.

Perawatan yang dapat dilakukan jika mengalami pendarahan otak adalah:

1. Operasi

Terdapat dua macam operasi. Operasi pertama adalah kraniotomi, yang akan dilakukan untuk pengidap epidural hematoma yang berat. Untuk gangguan yang kurang parah, akan dilakukan aspirasi atau pengeboran lubang kecil di tengkorak oleh dokter.

2. Obat-Obatan

Untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di otak, penderita pendarahan otak akan diberikan obat-obatan sebelum dan sebelum operasi. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat anti-kejang selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Perawatan Pendarahan Otak di Rumah

Perawatan yang dilakukan iuntuk penderita pendarahan otak mungkin akan memerlukan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Berdasarkan banyak kasus, membutuhkan waktu 6 bulan setelah cedera untuk seseorang terlihat lebih baik. Durasi yang dibutuhkan tersebut membuat perawatan dapat dilakukan di rumah. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan dari pengidap pendarahan otak:

- Meningkatkan aktivitas secara perlahan.

- Banyak istirahat.

- Berhenti melakukan olahraga kontak.

- Berhentilah mengonsumsi alkohol.

- Rutin berolahraga.

Sumber: Halodoc

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Ade Armando hingga Babak Belur, Awalnya 'Dikeramasin' Emak-emak


Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani