Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Waduh! Setelah Dikonsumsi Selama 2 Jam Ternyata Mi Instan Tetap Utuh di Pencernaan

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Waduh! Setelah Dikonsumsi Selama 2 Jam Ternyata Mi Instan Tetap Utuh di Pencernaan

Pantau - Berdasarkan data yang dirilis oleh World Instant Noodle Association (WINA), jumlah konsumsi mi instan di Indonesia sebesar 13,27 miliar bungkus di tahun 2021. Angka tersebut membuat Indonesia menjadi negara terbesar kedua yang mengonsumsi mi instan setelah Tiongkok dengan konsumsi sebanyak 43,99 miliar bungkus pada tahun 2021.


Kemudian, Maret 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis survei jumlah konsumsi mi instan di masyarakat Indonesia. Rata-rata penduduk Indonesia mengonsumsi sebanyak 48 bungkus mi instan dalam satu tahun.


Memang tidak dapat dipungkiri jika aroma mi instan sangat menggugah selera. Meski begitu, di balik cita rasanya yang lezat, ternyata konsumsi mi instan secara berlebih tidak baik untuk kesehatan tubuh.


Bahkan sudah banyak kampanye-kampanye kesehatan yang menyerukan untuk membatasi konsumsi hidangan praktis ini karena proses penggilingan mi instan di dalam perut membutuhkan waktu yang sangat lama.


Berapa Lama Mi Instan dicerna Tubuh?


Pada dasarnya, mi instan mengandung bahan-bahan kimia yang memang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Selain kandungan bahan-bahannya, banyak peneliti yang menemukan fakta bahwa proses penggilingan mi instan di dalam tubuh akan memakan waktu yang sangat lama dan dapat mengganggu pencernaan.


Mengutip dari lifehack.org, seorang ilmuwan bernama Dr. Kuo menggunakan obat berbentuk pil yang berisi sebuah kamera. Kemudian pil tersebut dimasukkan ke dalam tubuh relawan uji coba yang mengonsumsi mi instan dan mi buatan rumah.


Hasil rekaman kamera tersebut menunjukkan bahwa tekstur mi instan masih tetap utuh dalam waktu 2 jam. Sedangkan mi buatan rumah terlihat mulai terurai di waktu yang sama.


Menurut Food and Drug Administration (FDA), salah satu alasan yang membuat mi instan susah dicerna adalah kandungan bahan pengawet yang bernama TBHQ atau Terriary-butyl hydroquinone.


Kadungan TBHQ adalah zat aditif yang biasanya digunakan dalam makanan olahan murah seperti popcorn microwave.


FDA juga menambahkan jika TBHQ tidak boleh melebihi 0.02 persen dari kandungan minyak dan lemak. Meskipun kandungan TBHQ dalam jumlah kecil tidak langsung mematikan atau membuat konsumen sakit, zat ini berpotensi memiliki efek jangka panjang yang buruk terhadap kesehatan.


Penulis :
Annisa Indri Lestari