Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Azoospermia Jadi Penyebab Utama Infertilitas Pria, Dokter: Sperma Kosong Sulit Disembuhkan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Azoospermia Jadi Penyebab Utama Infertilitas Pria, Dokter: Sperma Kosong Sulit Disembuhkan
Foto: (Sumber: Ilustrasi program bayu tabung. ANTARA/Shutterstock/VerNel.)

Pantau - Dokter Spesialis Andrologi dari Eka Hospital Grand Family PIK, Christian Christoper Sunnu, menyatakan bahwa azoospermia atau kondisi sperma kosong dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup tidak sehat dan stres berkepanjangan.

Azoospermia merupakan kondisi medis serius di mana tidak ditemukan satu pun sperma dalam air mani pria.

Ciri khasnya adalah air mani tampak encer dan bening seperti air, berbeda dari kondisi normal.

Penyebab Azoospermia dan Dampaknya terhadap Infertilitas

Azoospermia menyumbang sekitar 20 persen kasus infertilitas pria secara global.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada 4–6 juta pasangan muda yang mengalami kesulitan memiliki anak.

Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen disebabkan oleh faktor pria.

“Selain itu jumlah sperma laki-laki di dunia telah menurun lebih dari 50 persen dalam setengah abad terakhir,” ungkap Sunnu.

Beberapa penyebab azoospermia antara lain:

  • Polusi lingkungan
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol
  • Makanan tinggi gula dan pengawet
  • Kekurangan hormon
  • Infeksi, seperti gondongan atau COVID-19
  • Stres kronis
  • Penggunaan suntik hormon tanpa pengawasan medis
  • Obat-obatan tertentu
  • Faktor genetik dan trauma pada area testis

Dua Tipe Azoospermia dan Peluang Pengobatan

Azoospermia terdiri dari dua tipe:

Tipe sumbatan (obstruktif): disebabkan oleh hambatan pada saluran reproduksi. Umumnya terjadi karena infeksi jangka panjang akibat perilaku seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan tanpa kondom, atau trauma seperti benturan keras pada testis.

Tipe non-sumbatan (non-obstruktif): terjadi akibat gangguan produksi sperma di dalam testis.

“Kedua tipe sperma kosong sangat sulit disembuhkan. Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat meningkatkan jumlah sperma dari nol hingga benar-benar normal,” jelas Sunnu.

Untuk tipe non-sumbatan, terapi seperti suntik hormon atau stem cell terkadang bisa membantu, namun tidak menjamin keberhasilan 100 persen.

Dalam banyak kasus, In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung menjadi satu-satunya solusi agar pasangan tetap memiliki keturunan.

“Ada harapan bahwa di masa depan akan ada treatment yang dapat mengembalikan 100 persen kesuburan sperma pria,” tambahnya.

Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

Sunnu menekankan pentingnya menjaga kesehatan buah zakar, sebagai organ utama penghasil sperma.

Kerusakan pada organ ini sangat sulit dipulihkan.

“Penting sekali untuk menjaga kesehatan buah zakar pria sejak kecil dan tidak menunggu hingga sudah menikah untuk mulai berobat,” tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti