Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Jangan Pusing, Begini 5 Cara Menolong Si Fanatik Drakor

Oleh Rifeni
SHARE   :

Jangan Pusing, Begini 5 Cara Menolong Si Fanatik Drakor

Pantau.com - Drama Korea (drakor) hingga kini masih menarik minat dan menjadi demam di Tanah Air. Tidak sedikit juga yang rela menontonnya sampai lupa waktu berhari-hari dan mengabaikan orang sekitar.

Diakui Pakar Psikologi Vera Itabiliana, mengubah kebiasaan tersebut memang tidak mudah. Dalam acara 'Healthy Living Starter Beko', di Kawasan Menteng Atas, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019), Vera memberikan lima langkah yang dapat dilakukan orang terdekat untuk menolong 'si fanatik' drakor itu agar tidak semakin 'melenceng'.

"Film drama Korea itu berseri-berseri, bikin kita jadi pengin tahu, penasaran. Emosi kita dibangun, jadi tambah tinggi, tambah tinggi. Nah itu ada hormonnya, namanya dopamine. Itu hormon kebahagiaan yang keluar. Nah itu yang bikin kita akhirnya pengin lagi, pengin lagi. Pengin kita merasakan itu terus," ujar Vera.

1. Kontrol orang terdekat

Karena membuat ketagihan, peringatan dari orang sekitar sangatlah diperlukan. Sebab jika dibiarkan, dia akan semakin larut dan lupa diri.

"Jadi diharapkan kita sendiri (yang bangun), nggak bisa kecuali mati lampu, yang kita sendiri enggak bisa bangun. Jadi itu lebih diharapkan orang sekitar untuk memberikan peringatan, negur, 'Ayo dong dialihkan ke aktivitas lain'," jelas Vera.

2. Jangan lakukan tindakan ekstrim

Untuk anak remaja tidak disarankan langsung merampas semua handphone, gadget atau tontonan, memarahi hingga memukul. Cara itu tidaklah disarankan karena akan jadi bumerang dan berbalik mendapat reaksi yang sama ekstrimnya.

"Tindakan tidak dianjurkan juga terlalu ekstrim, karena nanti reaksinya juga pasti ekstrim. Jadi memang bertahap, tapi jelas tujuannya kemana," paparnya.

3. Tegas dan tidak berlarut-larut

Vera kemudian mencontohkan kasus di Philipina, di mana seorang anak bermain game hingga lupa makan selama dua hari. Lalu, sang ibu memilih menyusul ke warnet dan menyuapinya makan. Ternyata Vera juga tidak menyarankannya.

Baca juga: 5 Tips Profesional Bermain Game Modern Combat

"Kalau itu kan ibunya bapaknya bilang kalau mereka enggak mau ekstrim langsung. Cuma itu terlalu lama dan terlalu kurang tegas," sambungnya.

4. Ajak bicara

Untuk anak yang bukan lagi terbilang remaja atau sudah menginjak usia dewasa, coba ajak bicara dan berdiskusi. Sadarkan mereka bahwa bukan hanya orang sekitarnya yang merasa terganggu, tapi dirinya sendiri pun juga terganggu.

"Kalau remaja ke atas, mereka itu perlu diajak bicara untuk disadarkan bahwa 'ini masalah kamu, masalah kita semua'. Jadi kenapa mereka susah berhenti? Karena merasa 'gue oke kok', 'gue fine saja, elu kok yang masalah sama gue', 'gue wnggak apa-apa kok, gue happy-happy saja'," jelas Vera.

5. Sadarkan permasalahannya

Jelaskan secara baik, dengan kebiasannya itu ia memiliki beragam masalah seperti pekerjaan, tugas kuliah, kesehatan, atau bahkan hubungan dengan orang sekitar yang jadi bermasalah.

Baca juga: Merasa Berat Awali Hidup Sehat? Simak 4 Tips dari Psikolog Ini

"Kamu enggak makan-makan, tugas kuliah terbengkalai. Jadi dia juga merasa memiliki masalah itu, bukan cuma orang lain musuhin dia. Bahwa ini masalah, bahwa ini tidak bisa terus-terusan karena melahirkan masalah buat 'gue' (si fanatik drakor'. itu yang perlu disampaikan," tutupnya.

Penulis :
Rifeni