billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cegah Kecanduan Gim dan Medsos, BKKBN Luncurkan Akademi Keluarga untuk Edukasi Remaja

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Cegah Kecanduan Gim dan Medsos, BKKBN Luncurkan Akademi Keluarga untuk Edukasi Remaja
Foto: (Sumber: Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji (mengenakan baju putih) dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Kamis (14/8/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.)

Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menyatakan bahwa pembentukan akademi keluarga menjadi salah satu solusi konkret untuk mengatasi kecanduan gim dan media sosial yang dialami anak-anak dan remaja di Indonesia.

Akademi Keluarga Jadi Wadah Edukasi Digital Bagi Generasi Muda

Wihaji menjelaskan bahwa keberadaan gawai atau handphone kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keluarga.

Namun jika penggunaannya tidak dikendalikan, teknologi tersebut dapat membentuk algoritma, sikap, dan mental yang tidak sehat.

“Insya Allah kita punya salah satu solusi. Tahun ini kita bikin akademi keluarga, salah satu akademi yang kita ciptakan untuk mendidik generasi masa depan, itu ada untuk SMP, SMA, dan perguruan tinggi, ada yang pelatihan dasar atau basic training, ada yang intermediate (menengah), ada yang advance (maju),” jelasnya.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Gebyar Mental Sehat Remaja Indonesia di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.

Wihaji menekankan pentingnya edukasi terhadap remaja agar penggunaan gawai tidak menjadi kebiasaan yang merugikan, seperti membuang waktu dengan bermain gim atau menggulir media sosial secara berlebihan.

Peran Keluarga dan Edukasi Tentang Gim Ditekankan

Ia menyampaikan bahwa peran orang tua dalam institusi keluarga menjadi fondasi utama dalam mengurangi adiksi terhadap gawai.

“Handphone itu lebih dari 7-8 jam kita pegang, itu akan memengaruhi otak dan membentuk mental kita. Saya setuju bahwa remaja adalah kekuatan, oleh karena itu harus diedukasi dengan baik, diberi penjelasan, ruang, tempat, dan kesempatan untuk mencurahkan pikiran, sekaligus diberikan apresiasi buat mereka,” ujarnya.

Wihaji juga menyoroti bahwa beberapa jenis gim dapat memicu munculnya perilaku menyimpang.

“Dari gim itu kan terjadi interaksi, dan setelah interaksi terjadi, dalam kata-katanya ada ke perilaku yang menyimpang. Nah, kalau sudah ketemu sebabnya, kita harus cari solusi yang berkenaan dengan gim, tentu edukasi tentang gim harus dikedepankan, kemudian dikasih contoh-contoh, masyarakat juga perlu diberikan contoh,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa komunikasi dalam keluarga sangat penting sebagai langkah awal untuk mencegah kecanduan.

“Salah satunya ada dalam institut keluarga itu ada orang tua, saya titip, ayo sering-sering ngobrol, itu pertama. Kedua, tentu setiap masalah itu harus kita cari penyebabnya apa. Kalau sudah tahu sebabnya apa, baru kita cari solusi,” ungkap Wihaji.

Akademi keluarga diharapkan menjadi ruang edukatif yang tidak hanya menyasar remaja, tetapi juga memperkuat peran orang tua dalam mendampingi anak-anak di era digital yang penuh tantangan.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti