
Pantau - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat 1.018 kasus positif HIV sepanjang tahun 2025, sebagai hasil dari peningkatan upaya skrining dan deteksi dini yang dilakukan pemerintah di berbagai wilayah provinsi.
Temuan Kasus Hasil Deteksi Masif, Tiga Wilayah Jadi Fokus
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin, menyampaikan data tersebut dalam kegiatan Peringatan Hari AIDS Internasional di Kantor Gubernur Kaltim.
"Di tahun 2025, kita menemukan 1.018 kasus. Mudah-mudahan ini bukan kasus baru, tetapi kasus lama yang baru ditemukan", ungkap Jaya.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan temuan kasus bukan semata karena lonjakan infeksi, melainkan hasil dari skrining yang kini dilakukan secara lebih masif dan proaktif.
Tiga wilayah dengan temuan kasus tertinggi adalah:
- Kota Samarinda
- Kota Balikpapan
- Kabupaten Kutai Kartanegara
Pemerintah kini menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk ibu hamil dan pasangan calon pengantin, untuk memperluas cakupan deteksi dini.
"Langkah jemput bola melalui skrining masif ini bertujuan agar pengidap positif dapat segera diketahui statusnya untuk langsung mendapatkan intervensi pengobatan", jelas Jaya.
Fokus pada Penanganan Cepat dan Pencegahan Penularan
Semua pasien yang ditemukan pada tahun ini telah menerima penanganan medis penuh di fasilitas kesehatan yang memiliki layanan penanganan HIV.
Penanganan dilakukan melalui pemberian obat antiretroviral, yang bertujuan menekan perkembangan virus dalam tubuh dan mencegah penularan kepada pasangan maupun orang lain.
Jaya menekankan bahwa pengobatan yang cepat dan tepat merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan HIV.
Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk tidak takut melakukan pemeriksaan sukarela ke puskesmas dan klinik yang menyediakan layanan HIV.
"Kami berharap partisipasi publik dalam deteksi dini terus meningkat demi menekan risiko munculnya infeksi baru di masa depan", tambahnya.
Pemerintah menjamin kerahasiaan identitas dan akses pengobatan bagi setiap penderita HIV yang terdeteksi melalui program skrining nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti







