Pantau.com - Media sosial dapat menjadi pintu masuk kekerasan terhadap anak bila tidak dimanfaatkan dengan baik, misalnya karena cyber bullying atau paparan radikalisme.
Lantas, sebenarnya kapan seorang anak sudah bisa dianggap mampu masuk ke dunia media sosial?
Ahli psikologi berpendapat, saat anak sudah memasuki usia 13 tahun, atau masuk fase remaja, kemampuan analisis berpikirnya mulai berkembang.
Baca Juga: Infografis 5 Aplikasi Media Sosial Paling Banyak Digunakan di Indonesia
Bila pada usia itu anak sudah mulai masuk ke media sosial, mereka mengingatkan agar orang tua selalu memantau dan membimbing saat anak mengakses media sosial.
Agar tidak terjadi jarak antara orang tua dan anak terkait penggunaan sosial media, di anjurkan untuk para orang tua agar memiliki kesepakatan dengan anak, misalnya saja batasan dalam penggunaan.
Batasan tersebut dapat berupa kapan anak boleh mengakses media sosial atau apa saja yang boleh diakses.
Sekarang ini, yang menjadi orang tua adalah generasi yang melek teknologi sehingga tidak jarang mereka sudah membuatkan akun bagi anak yang masih balita.
Media sosial, misalnya melalui fitur berbagi foto, dapat menjadi sarana bagi orang tua mengabadikan tumbuh kembang anak mereka sehingga mereka memiliki dokumen untuk keperluan di masa mendatang.
Baca Juga: Cegah Obesitas pada Anak dengan Memberikan Porsi Makan yang Cukup
Padahal, seharusnya dokumentasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara lain selain melalui media sosial, misalnya dengan menyimpan foto atau video dalam bentuk disk.
Karena di khawatirkan foto anak yang terpampang di media sosial akan dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kejahatan, misalnya menjadi sasaran perdagangan manusia atau penyebaran berita bohong yang sedang marak akhir-akhir ini.
- Penulis :
- Kontributor SIG
