Pantau.com - Seorang Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani, menjelaskan bahwa virus Hendra lebih mematikan dari COVID-19.
Hal ini karena melihat dari tingkat kematian dari virus Hendra yang cukup tinggi.
“Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian,” kata Laura.
Laura menjelaskan bahwa virus ini pertama kali ditemukan di kawasan Hendra di Brisbane, Australia yang bersumber dari kelelawar pemakan buah.
Meski masih jarang ditemukan pada manusia, virus ini dapat menyerang sistem respirasi (pernafasan) dan neurologi pada hewan hingga ke manusia, karena bersifat zoonosis.
Melalui perantara hewan mamalia seperti kuda, virus dari kelelawar ini menular ke tubuh manusia.
Virus ini menular ke manusia melalui kontak erat dan tingkat kebersihan yang rendah.
Lantas apa saja gejala virus Hendra?
Gejalanya berupa:
Meski virus ini belum pernah ditemukan di Indonesia dan jumlahnya masih terkendali, namun tetap dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.
Terutama karena Indonesia memiliki banyak hewan ternak, Laura berharap pemerintah dapat mengawasi dan mengupayakan agar hewan termasuk kuda, tidak terjangkit virus Hendra.
Hal ini karena melihat dari tingkat kematian dari virus Hendra yang cukup tinggi.
“Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian,” kata Laura.
Laura menjelaskan bahwa virus ini pertama kali ditemukan di kawasan Hendra di Brisbane, Australia yang bersumber dari kelelawar pemakan buah.
Meski masih jarang ditemukan pada manusia, virus ini dapat menyerang sistem respirasi (pernafasan) dan neurologi pada hewan hingga ke manusia, karena bersifat zoonosis.
Melalui perantara hewan mamalia seperti kuda, virus dari kelelawar ini menular ke tubuh manusia.
Virus ini menular ke manusia melalui kontak erat dan tingkat kebersihan yang rendah.
Lantas apa saja gejala virus Hendra?
Gejalanya berupa:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Ensefalitis atau radang otak
Meski virus ini belum pernah ditemukan di Indonesia dan jumlahnya masih terkendali, namun tetap dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.
Terutama karena Indonesia memiliki banyak hewan ternak, Laura berharap pemerintah dapat mengawasi dan mengupayakan agar hewan termasuk kuda, tidak terjangkit virus Hendra.
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani
