Pantau - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengakui bahwa mengisi kemerdekaan ternyata lebih sulit ketimbang berjuang merebut kemerdekaan. Sebab cita-cita kemerdekaan terhalang sekelompok orang yang masih memiliki mental terjajah.
"Mental terjajah oleh perilaku koruptif, adalah menjadi biang keladi terhambatnya kemajuan bangsa dan negara, sesuai dengan cita-cita didirikannya republik ini," kata Firli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).
Sekelompok orang bermental koruptif itu merupakan musuh negara atau musuh bersama. Ciri-ciri mereka adalah memiliki rasa rendah diri atau inferioritas dan kemudian tidak malu meminta-minta sesuatu yang bukan haknya hingga melakukan korupsi.
Firli menegaskan korupsi tidak sekadar kejahatan yang merugikan keuangan negara dan merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi merupakan bagian dari kejahatan merampas hak-hak rakyat dan hak asasi manusia. Bahkan, lanjut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuannya dikarenakan kejahatan korupsi.
"Karena itu, sudah saatnya seluruh anak bangsa berperan untuk menghentikan korupsi dan mengangkat senjata bambu runcing yang tak lain intergritas, nilai-nilai kejujuran yang dibalut kekuatan moral dan ahlak yang tinggi untuk melawan dan membasmi korupsi," tegas Firli.
Firli sepakat dengan tema "Pulih lebih Cepat, Bangkit Lebih kuat" dalam momentum peringatan HUT ke-77 RI yang diusung pemerintah. Firli juga mengakui keberhasilan kepemimpinan Presiden Jokowi yang terbukti pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat dari ragam persoalan bangsa, tantangan serta situasi global yang tidak membuat republik ini jatuh, apalagi terpuruk, seperti negara-negara dunia lainnya.
"Tidak berlebihan jika saya katakan, Merdeka itu sejatinya ketika bangsa dan negara kita benar-benar bersih dan bebas dari segala bentuk Korupsi," ucap Firli.
"Dengan semangat Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia, mari, kita semua, seluruh anak bangsa di negeri ini, harus terus berkomitmen untuk memberantas korupsi. Pulih lebih cepat, Bangkit lebih Kuat. Indonesia Pulih , Bersatu Memberantas Korupsi," pungkasnya.
"Mental terjajah oleh perilaku koruptif, adalah menjadi biang keladi terhambatnya kemajuan bangsa dan negara, sesuai dengan cita-cita didirikannya republik ini," kata Firli dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).
Sekelompok orang bermental koruptif itu merupakan musuh negara atau musuh bersama. Ciri-ciri mereka adalah memiliki rasa rendah diri atau inferioritas dan kemudian tidak malu meminta-minta sesuatu yang bukan haknya hingga melakukan korupsi.
Firli menegaskan korupsi tidak sekadar kejahatan yang merugikan keuangan negara dan merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi merupakan bagian dari kejahatan merampas hak-hak rakyat dan hak asasi manusia. Bahkan, lanjut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuannya dikarenakan kejahatan korupsi.
"Karena itu, sudah saatnya seluruh anak bangsa berperan untuk menghentikan korupsi dan mengangkat senjata bambu runcing yang tak lain intergritas, nilai-nilai kejujuran yang dibalut kekuatan moral dan ahlak yang tinggi untuk melawan dan membasmi korupsi," tegas Firli.
Firli sepakat dengan tema "Pulih lebih Cepat, Bangkit Lebih kuat" dalam momentum peringatan HUT ke-77 RI yang diusung pemerintah. Firli juga mengakui keberhasilan kepemimpinan Presiden Jokowi yang terbukti pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat dari ragam persoalan bangsa, tantangan serta situasi global yang tidak membuat republik ini jatuh, apalagi terpuruk, seperti negara-negara dunia lainnya.
"Tidak berlebihan jika saya katakan, Merdeka itu sejatinya ketika bangsa dan negara kita benar-benar bersih dan bebas dari segala bentuk Korupsi," ucap Firli.
"Dengan semangat Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia, mari, kita semua, seluruh anak bangsa di negeri ini, harus terus berkomitmen untuk memberantas korupsi. Pulih lebih cepat, Bangkit lebih Kuat. Indonesia Pulih , Bersatu Memberantas Korupsi," pungkasnya.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi
