Pantau.com - Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengaku belum mengetahui soal gratifikasi Zumi Zola yang mengalir ke internal partainya. Menurutnya, perlu waktu untuk mempelajari kasus ini.
"Tadi sudah saya sampaikan. Saya sendiri belum baca. Jadi beri saya waktu untuk mempelajari dulu permasalahannya," ucap Eddy di Kantor DPP PAN, Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Agustus 2018.
Baca juga: Uang Gratifikasi Zumi Zola Mengalir ke PAN dan Lembaga Survei untuk Kepentingan Sang Adik
Eddy menuturkan, ia baru mengetahui kabar ini. Jika nanti memang benar ada gratifikasi Zumi yang mengalir ke partainya itu akan menjadi perhatian serius.
"Karena bagaimanapun juga, organisasi sekecil apapun di daerah itu integral dengan DPP PAN. Nanti akan kita tinjau," tegasnya.
Sekadar informasi dalam sidang perdananya Jaksa Penuntut Umum KPK menyebutkan Zumi Zola menggunakan sebagian uang gratifikasi yang diterimanya untuk PAN agar mau mengusung adiknya Zumi Laza menjadi bakal calon Wali Kota Jambi 2018.
"Uang sejumlah Rp274 juta untuk biaya pembelian dua ambulans pada bulan Maret 2016 yang akan dihibahkan terdakwa dan adiknya, Zumi Laza, kepada DPD PAN Kota Jambi. Agar Zumi Laza dapat menjadi Ketua DPD PAN Kota Jambi dan dicalonkan sebagai Wali Kota Jambi 2018," kata Jaksa KPK Rini Triningsih saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018).
Baca juga: Terungkap! Zumi Zola Diminta Rp15.4 M oleh Pimpinan DPRD Jambi Sebagai Uang Ketok Palu RAPBD
Selain itu Zumi juga yang melunasi pembayaran kekurangan uang sewa kantor DPD PAN Kota Jambi selama dua tahun yang berjumlah Rp60 juta. Zumi kembali memberikan uang yang berasal dari gratifikasi untuk kepentingan adiknya dalam pencalonan sebagai Wali Kota Jambi 2018.
"Uang Rp70 juta untuk pembayaran pembuatan 10 spanduk dan sewa 10 titik lokasi billboard pada bulan Maret 2016 guna perkenalan Zumi Laza sebagai calon Wali Kota Jambi 2018," ucap jaksa.
- Penulis :
- Adryan N
