Pantau.com - Bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Salahudin Uno disebut-sebut lebih sering menonjolkan citra ke publik usai pendaftaran capres-cawapres.
Menanggapi hal itu, Direktur eksekutif Alvara Research Centre Hasanuddin Ali menilai, hal itu memang sengaja dan merupakan strategi pemenangan. Menurutnya, Prabowo memaanfaatkan Sandi sebagai vote getter.
"Kalau kita amati kecenderungannya, Prabowo Subianto akan terus memanfaatkan posisi Sandi sebagai vote getter selama masa kampanye. Makanya, kalau kita lihat dalam beberapa hari terakhir, yang paling sering tampil di publik adalah cenderung Sandi dibanding Prabowo," ujar Hasanuddin di Hotel Oria, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (26/8/2018).
Baca juga: Jual Sandiaga Uno untuk Gaet Pemilih Millennials, Gerindra Manfaatkan Selebgram
Ia menambahkan, Sandiaga dinilainya sangat pintar untuk menggaet perolehan suara pemilih muda.
Sementara itu, berbeda dengan Prabowo yang mengandalkan Sandi gaet pemilih muda, Joko Widodo menjadikan KH Ma'ruf Amin sebagai cawapres dinilainya untuk meredam serangan isu agama yang dimunculkan pada Pilpres 2019 nanti.
"Jokowi menarik Kyai Ma'ruf untuk jadi cawapres itu adalah untuk menyelesaikan isu pertama yaitu populisme berbasis agama. Kalau kita lihat begitu Maruf terpilih jadi cawapres itu itu tiba-tiba mereda," imbuhnya.
Baca juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin Diklaim Bisa Amankan Suara Gen Z-Millennials-Gen X
Untuk itu, Hasanuddin memprediksi bahwa pada Pilpres 2019 nanti yang akan menjadi pertarungan bukan isu milenials dan isu agama. Akan tetapi yang menjadi pertarungan ialah isu ekonomi.
"Karena kita melihat survei kita yang terakhir itu ekonomi adalah salah satu isu yang meliputi titik lemah Jokowi. Kepuasan publik soal tenaga kerjaan, stabilitas harga, soal ekonomi itu menjadi PR kinerja Jokowi jadi tiga isu itu," pungkasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta
