
Pantau – Partai Gerindra mencatat lonjakan elektabilitas signifikan setelah satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran. Berdasarkan survei Pusat Riset Indonesia (PRI), dukungan terhadap Gerindra naik dari 13,22 persen pada Pemilu 2024 menjadi 22,13 persen pada Oktober 2025.
Kenaikan juga terjadi pada Partai Golkar, yang naik dari 15,29 persen menjadi 17,21 persen, sementara PDIP menurun dari 16,72 persen menjadi 14,10 persen.
Menurut Direktur Eksekutif PRI Deni Yusup, tren positif tersebut dipengaruhi oleh kinerja pemerintahan dan konsolidasi internal partai.
“Jika pemilu dilaksanakan hari ini, maka Partai Gerindra akan bertengger di puncak, bersaing ketat dengan Golkar dan PDIP di kelompok papan atas,” ujarnya kepada wantaranya saat memaparkan hasil surveinya di kawasan Bendingnya HIlir (Benhil), Jakarta, Senakan (4/11/2025).
“Kesolidan mesin partai dan kinerja presiden berpengaruh besar terhadap persepsi publik lima tahun ke depan,” imbuhnya.
Partai menengah seperti PKB (8,15 persen), Demokrat (7,89 persen), PAN (7,89 persen), dan NasDem (7,48 persen) bersaing ketat. PKS berada di angka 6,15 persen, sementara swing voters tercatat sekitar 2,38 persen.
Deni menjelaskan, partai Demokrat dan PAN mengalami peningkatan karena kadernya terlibat aktif dalam kabinet Prabowo–Gibran. Sebaliknya, PKB, NasDem, dan PKS justru mengalami penurunan dukungan.
Partai nonparlemen PSI mencatat tren positif dari 2,81 persen menjadi 4,25 persen, sedangkan PPP turun menjadi 1,85 persen.
Survei dilakukan menggunakan metode simple random sampling terhadap 1.200 responden di 38 provinsi, dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Pertanyaan yang diajukan terkait satu tahun kepemimpinan Presiden/Wakil Presiden dan elektabilitas partai politik,” pungkas Deni.
Kenaikan elektabilitas partai mencerminkan dinamika politik yang terus berubah, seiring meningkatnya kepercayaan publik terhadap arah pemerintahan Prabowo–Gibran.
- Penulis :
- Khalied Malvino







