Pantau - Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, mengatakan percakapannya dengan Plh Dirjen Minerba Kementerian ESDM Muhammad Idris Froyoto Sihite terjadi saat dirinya masih seorang jaksa aktif. Dia belum masuk ke dalam bisnis tersebut.
"Tapi ketika saya akan melakukan kegiatan tersebut, tentunya saya tak bisa formal. Karena saya masih aktif, memang tinggal beberapa bulan pensiun," kata Johanis di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Johanis mengatakan ia tidak mungkin secara aktif melakukan. Oleh karena itu, dia bekerja di belakang layar.
"Karena pekerjaan itu bukan pekerjaan yang seharusnya pekerjaan di kantor," katanya.
"Ini pekerjaan di luar kantor yang bisa dikerjakan mana tahu ada yang minta pendapat hukum atau legal opinion atau mungkin ada permintaan koreksi-koreksi suatu perikatan atau perjanjian-perjanjian dari perusahaan-perusahaan swasta," lanjutnya.
Johanis tidak menyangka Idris sekarang menjabat sebagai Plh Dirjen Minerba Kementerian ESDM. Setahu dia, Idris adalah Kabiro Hukum.
"Makanya di chatting itu saya bilang selamat malam Pak Kabiro Hukum," ujarnya.
"Terus terang, saya berani bersumpah bahwasanya saya baru tahu ketika di sini ada seperti itu bahwa loh ini orang ternyata Plh Dirjen Minerba. Saya baru tahu terus terang," tambah dia lagi.
Johanis merasa tidak ada yang salah dalam percakapan tersebut. Apalagi dia belum dilantik sebagai pimpinan KPK.
"Terpilih belum tentu saya kemudian dilantik," katanya.
Ia mengaku punya pengalaman pernah mendapat SK dari Jaksa Agung untuk menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara. Dalam rentang waktu sampai pelantikan ternyata tidak ada dan dibatalkan.
"Belum ada satu kepastian hukum di sana. Kecuali kalau saya sudah dilantik dan melaksanakan tugas, itu baru tidak benar. Demi Tuhan saya belum melaksanakan," tuturnya.
"Tapi ketika saya akan melakukan kegiatan tersebut, tentunya saya tak bisa formal. Karena saya masih aktif, memang tinggal beberapa bulan pensiun," kata Johanis di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Johanis mengatakan ia tidak mungkin secara aktif melakukan. Oleh karena itu, dia bekerja di belakang layar.
"Karena pekerjaan itu bukan pekerjaan yang seharusnya pekerjaan di kantor," katanya.
"Ini pekerjaan di luar kantor yang bisa dikerjakan mana tahu ada yang minta pendapat hukum atau legal opinion atau mungkin ada permintaan koreksi-koreksi suatu perikatan atau perjanjian-perjanjian dari perusahaan-perusahaan swasta," lanjutnya.
Johanis tidak menyangka Idris sekarang menjabat sebagai Plh Dirjen Minerba Kementerian ESDM. Setahu dia, Idris adalah Kabiro Hukum.
"Makanya di chatting itu saya bilang selamat malam Pak Kabiro Hukum," ujarnya.
"Terus terang, saya berani bersumpah bahwasanya saya baru tahu ketika di sini ada seperti itu bahwa loh ini orang ternyata Plh Dirjen Minerba. Saya baru tahu terus terang," tambah dia lagi.
Johanis merasa tidak ada yang salah dalam percakapan tersebut. Apalagi dia belum dilantik sebagai pimpinan KPK.
"Terpilih belum tentu saya kemudian dilantik," katanya.
Ia mengaku punya pengalaman pernah mendapat SK dari Jaksa Agung untuk menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara. Dalam rentang waktu sampai pelantikan ternyata tidak ada dan dibatalkan.
"Belum ada satu kepastian hukum di sana. Kecuali kalau saya sudah dilantik dan melaksanakan tugas, itu baru tidak benar. Demi Tuhan saya belum melaksanakan," tuturnya.
- Penulis :
- Syahrul Ansyari
