
Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti terkait kesenjangan antara pendidikan formal dan non formal makin jelas terlihat. Dia meminta Kemendikbudristek mesti memikirkan hal ini, karena anggaran untuk pendidikan non formal terus terkikis.
Menurutnya, pendidikan non formal harus mendapat perhatian yang cukup, lantaran pendidikan formal tidak bisa memenuhi semua kebutuhan pendidikan para siswa. Ia menyebut sisa kebutuhan itu justru ada pada pendidikan non formal.
"Siapa pun sampai usia berapa pun masih harus diberi kesempatan untuk menuntut ilmu. Nah, sekarang tidak semua itu dipenuhi oleh pendidikan formal. Non formal pun selayaknya mendapat dukungan dan perhatian yang cukup," kata Hetifah dalam keterangan tertulisnya, dikutip, Jumat (7/7/2023).
Kemudian Hetifah menjelaskan, bahwa pemerintah pusat sendiri sudah cenderung mengurangi anggaran untuk pendidikan non formal. Seperti diketahui, lembaga non formal ini beragam macamnya.
Lanjutnya, ada lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan keterampilan, dan lain-lain.
Diketahui, Pendidikan non formal sebetulnya ditujukan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal.
"Saat ini di pusat sendiri cenderung semakin mengurangi anggarannya (untuk pendidikan non formal) dan kelembagaannya. Masih ada ketidakpastian, sehingga sulit untuk bisa dapat dukungan anggaran dari APBD kabupaten/kota,'' ungkapnya.
"Jadi, tidak ada institusi yang mampu menempuh pendidikan non formal ini secara tegas," pungkasnya.
Menurutnya, pendidikan non formal harus mendapat perhatian yang cukup, lantaran pendidikan formal tidak bisa memenuhi semua kebutuhan pendidikan para siswa. Ia menyebut sisa kebutuhan itu justru ada pada pendidikan non formal.
"Siapa pun sampai usia berapa pun masih harus diberi kesempatan untuk menuntut ilmu. Nah, sekarang tidak semua itu dipenuhi oleh pendidikan formal. Non formal pun selayaknya mendapat dukungan dan perhatian yang cukup," kata Hetifah dalam keterangan tertulisnya, dikutip, Jumat (7/7/2023).
Kemudian Hetifah menjelaskan, bahwa pemerintah pusat sendiri sudah cenderung mengurangi anggaran untuk pendidikan non formal. Seperti diketahui, lembaga non formal ini beragam macamnya.
Lanjutnya, ada lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan keterampilan, dan lain-lain.
Diketahui, Pendidikan non formal sebetulnya ditujukan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal.
"Saat ini di pusat sendiri cenderung semakin mengurangi anggarannya (untuk pendidikan non formal) dan kelembagaannya. Masih ada ketidakpastian, sehingga sulit untuk bisa dapat dukungan anggaran dari APBD kabupaten/kota,'' ungkapnya.
"Jadi, tidak ada institusi yang mampu menempuh pendidikan non formal ini secara tegas," pungkasnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq