
Pantau – Proyek jaringan pipa gas lingkar Jawa-Sumatera ditargetkan beroperasi pada 2027. Itu terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyetujui anggaran untuk program tersebut.
Begitu aja kita buat, dan Alhamdulillah kemarin dia (Menteri Keuangan) sudah setuju untuk menyetujui anggaran ESDM untuk kita bangun pipa lingkar Jawa dan Sumatera agar 2027 jaringan gas kita bisa jalan dengan pipa yang dibangun oleh negara.
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hal itu di acara Bimbingan Teknis Legislator Nasional Fraksi Partai Golkar di Jakarta, dikutip Kamis (12/12/2024).
Bahlil menekankan pentingnya membangun pipa gas tersebut. Ia bahkan sempat mendesak Menkeu untuk menyetujui anggaran untuk program tersebut.
Baca juga: Kuras APBN Rp2,7 Triliun, Proyek Jaringan Gas Cisem II Ber-TKDN Pipa 100 Persen
Ia bercerita sempat menyindir Menkeu Sri Mulyani dengan mengatakan, menteri yang tidak setuju membangun pipa gas maka dia adalah menteri yang tidak setuju kedaulatan energi. Pada akhirnya bendahara negara tersebut menyetujui permintaan Bahlil.
"Alhamdulillah kemarin kita sudah berjuang kepada Menteri Keuangan yang berhitungnya minta ampun. Saya katakan kepada Ibu Menteri. Hari ini Menteri siapa yang tidak setuju untuk membangun pipa gas maka dia adalah menteri yang tidak setuju untuk kedaulatan energi," kata Bahlil.
Menurut Bahlil, produksi gas di beberapa wilayah sebenarnya sudah surplus. Hanya saja jaringan pipanya kurang memadai sehingga perlu segera dibangun.
Rencananya provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Banten, Jawa Barat dan sebagian Sumatera bakal menjadi proyek percontohan pembangunan pipa gas.
Baca juga: Menteri Bahlil Pede Proyek Pipa Cisem II Pacu Pemanfaatan Jargas
Dia menegaskan, industri LPG penting dibangun di Tanah Air untuk mengurangi jumlah impor di tengah banyaknya kendala untuk merealisasikannya. Salah satu tantangannya datang dari pihak importir.
Importir dituding khawatir akan rugi jika industri LPG berhasil dibangun di Indonesia. Namun, yang jelas Bahlil ingin agar industri tersebut berhasil dibangun di Tanah Air.
"Saya buka aja, karena kalau kita berhasil membangun industri LPG dalam negeri berapa potensi loss daripada importir LPG? Saya tahu ini bermain dengan sedikit ngeri-ngeri sedap, tapi saya harus mengatakan, ini kita harus hentikan cara-cara ini. Kita menyetop mengurangi impor LPG dengan membangun industri LPG dalam negeri," imbuh Bahlil.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin