Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan strategi baru untuk mengatasi kepadatan jemaah haji Indonesia saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dengan menerapkan skema tanazul pada musim haji 2025.
Plt Inspektur Jenderal Kemenag, Faisal Ali Hasyim, menyampaikan bahwa keterbatasan kawasan di Mina mendorong perlunya pengurangan kapasitas untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi jemaah.
Skema tanazul dirancang sebagai solusi yang lebih efektif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, khususnya dalam mengatur jemaah saat mabit di Mina.
Tahun lalu, Kemenag telah menerapkan skema murur, yaitu hanya melintas di Muzdalifah menuju Mina bagi jemaah lansia dan berkebutuhan khusus, yang diikuti sekitar 50 ribu jemaah.
38 Ribu Jemaah Akan Mabid di Hotel Sekitar Jamarat
Selain skema murur, Kemenag juga telah mengimplementasikan safari wukuf bagi jemaah lansia dan sakit, sebagai langkah inklusif dalam pelayanan ibadah haji.
Tahun ini, skema tanazul akan memungkinkan jemaah tetap mabit di Mina, namun tidak bermalam di dalam tenda.
Sebanyak 38 ribu jemaah haji Indonesia ditargetkan mengikuti skema ini, dengan lokasi inap di hotel yang berada di sekitar area Jamarat.
Faisal menyatakan harapan agar pelaksanaan skema tanazul bisa berjalan lancar dan memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah.
"Rencana ini diharapkan bisa dipermudah pelaksanaannya dan berjalan sesuai harapan", ujarnya.
Skema ini diharapkan mampu mengurangi kepadatan, meningkatkan kenyamanan, dan mendorong kepuasan jemaah haji selama menjalankan ibadah.
Faisal juga menegaskan bahwa kenyamanan konsumsi makanan menjadi bagian penting dari upaya peningkatan kepuasan tersebut.
- Penulis :
- Gian Barani
