
Pantau - Dalam menghadapi tantangan global seperti ketegangan geopolitik, disrupsi teknologi, hingga perubahan rantai pasok, Indonesia didorong untuk memperkuat daya saing melalui penguatan standardisasi nasional yang sistemik.
Standardisasi dinilai sebagai instrumen penting agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton, tetapi tampil sebagai pemain utama dalam persaingan global.
Badan Standardisasi Nasional (BSN) disebut memiliki peran strategis dalam membangun sistem mutu yang kompetitif dan diakui internasional.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada 28 April 2025, BSN memaparkan sejumlah program unggulan seperti SNI Bina-UMK, perluasan pengakuan internasional, dan pengawasan produk domestik.
BSN juga menjabarkan landasan hukum yang mengatur tugas dan kewenangannya, seperti UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, serta Perpres No. 63 Tahun 2018 dan Inpres No. 1 Tahun 2025.
BSN aktif menyesuaikan diri dengan ketentuan Technical Barriers to Trade (TBT) WTO agar produk Indonesia selaras dengan standar global.
Salah satu program prioritas BSN adalah sertifikasi SNI bagi 1,15 juta UMK pada 2025 melalui program SNI Bina-UMK.
Daya Saing UMKM dan Perlindungan Konsumen Jadi Prioritas
Tantangan terbesar dalam implementasi standardisasi adalah prosedur sertifikasi yang dinilai rumit dan mahal serta lemahnya sosialisasi dan pengawasan terhadap produk impor dan e-commerce.
Standardisasi nasional bukan lagi sekadar prosedur administratif, tetapi jaminan mutu, pelindung konsumen, dan paspor produk nasional ke pasar internasional.
Tanpa standar yang kuat, pasar domestik bisa dikuasai produk asing berkualitas rendah, dan industri nasional kesulitan bersaing.
Langkah-langkah strategis yang perlu diambil antara lain:
- Penyederhanaan prosedur sertifikasi, khususnya bagi UMKM, dengan pendekatan berbasis risiko.
- Penyediaan insentif berupa subsidi atau pembiayaan khusus untuk UMKM strategis.
- Sosialisasi massif mengenai pentingnya SNI melalui berbagai saluran komunikasi dan institusi.
- Pengawasan ketat terhadap produk impor dan digital marketplace untuk menjamin kepatuhan terhadap standar.
- Penguatan peran BSN di sektor strategis seperti kesehatan, energi baru terbarukan, dan infrastruktur.
- Transparansi dan akuntabilitas anggaran BSN dengan orientasi hasil dan pelaporan berkala.
BSN juga didorong untuk membangun citra baru sebagai motor penggerak inovasi nasional, terutama di tengah Revolusi Industri 4.0 dan era perdagangan bebas.
Penulis artikel, Rioberto Sidauruk, menyebut bahwa negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman telah membuktikan bahwa standar produk adalah simbol kualitas global.
Indonesia dinilai memiliki kapasitas untuk menempuh jalan serupa dengan dukungan kolektif dan penguatan kelembagaan BSN.
SNI harus menjadi jaminan keunggulan produk nasional dan bukan sekadar simbol formalitas.
Setiap produk lokal yang menembus pasar global adalah bukti keberhasilan pembangunan ekosistem mutu nasional.
Penguatan BSN diyakini akan menopang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan membawa Indonesia menuju status negara maju yang berdaulat dan diperhitungkan dunia.
- Penulis :
- Balian Godfrey